Disunnahkan
bagi seorang yang mendengar adzan untuk menjawabnya, yaitu dengan cara
mengucapkan kalimat seperti yang diucapkan oleh muadzin. Sebagaimana sabda Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi wa sallam.
“Jika
kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan
muadzin." Sunan at-Tirmidzi (I/134
no. 208)
Disunnahkan
juga untuk mengucapkan kalimat ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah’ ketika
menjawab kalimat Hayya 'alash shalaah dan Hayya 'alal falaah.
Dari
Umar bin al-Khatab Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda “Jika muadzin mengucapkan ‘Allaahu akbar, Allaahu
akbar.’ Maka hendaklah salah seorang di antara kalian mengucapkan ‘Allaahu
akbar, Allaahu akbar.’ Kemudian jika muadzin mengucapkan ‘Asyhadu allaa
ilaaha illallaah.’ Maka ia mengucapkan ‘Asyhadu allaa ilaaha illallaah.’
Kemudian jika muadzin mengucapkan ‘Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah.’
Maka ia mengucapkan ‘Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah.’ Kemudian jika
muadzin mengucapkan ‘Hayya 'alash shalaah.’ Maka ia mengucapkan ‘Laa
haula walaa quwwata illaa billaah.’ Kemudian jika muadzin mengucapkan ‘Hayya
'alal falaah.’ Maka ia mengucapkan ‘Laa haula walaa quwwata illaa
billaah.’ Kemudian jika muadzin mengucapkan ‘Allaahu akbar, Allaahu
akbar.’ Maka ia mengucapkan ‘Allaahu akbar, Allaahu akbar.’ Kemudian
jika muadzin mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah.’ Maka ia mengucapkan ‘Laa
ilaaha illallaah’ dengan hati yang tulus, maka dia akan masuk Surga." Riwayat
muslim (1/288)
Sedangkan
untuk menjawab kalimat “as sholatu khairu mina naum” adalah dengan kalimat
“shodaqta wa barirta.” Dan jika muadzin telah selesai mengucapkan adzan
disunnahkan untuk berdo’a dengan do’a yang telah diajarkan oleh Rasulullah
Shalallahu alaihi wa sallam.
إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ
مَا يَقُوْلُ، ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّـى عَلَيَّ صَلَّى اللهُ
بِهَا عَلَيْهِ عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوْا اللهَ لِيَ الْوَسِيْلَةَ، فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ
فِي الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ
أَكُوْنَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ اللهَ لِيَ الْوَسِيْلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ الشَّفَاعَةِ.
"Jika
kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah sebagaimana yang ia ucapkan. Kemudian
bershalawatlah untukku. Karena barangsiapa yang bershalawat untukku sekali,
maka dengannya Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintalah
al wasilah kepada Allah untukku. Ia adalah sebuah tempat di Surga yang tak
diraih kecuali oleh seorang hamba di antara hamba-hamba Allah. Dan aku berharap
ia adalah aku. Barangsiapa memintakan untukku wasilah kepada Allah, maka dia
layak mendapat syafa'atku." Shahih Muslim (I/288 no. 384)
مَنْ قَالَ عِنْدَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ: "اَللّهُمَّ
رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَـائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا
اَلْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ،"
حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Barangsiapa
yang ketika mendengar adzan mengucapkan, ‘Ya Allah, Rabb seruan yang sempurna
ini, serta shalat yang didirikan, berikanlah Muhammad wasilah dan keutamaan.
Tempatkanlah ia pada kedudukan yang mulia sebagaimana Kau janjikan.” Maka dia
layak mendapat syafa'atku pada hari Kiamat.” Shahiih al-Bukhari (II/94 no.
614)
Disunnahkan
juga untuk selalu memprbanyak do’a antara adzan dan iqamah, karena do’a pada
waktu itu tidak akan tertolak.
اَلدُّعَاءُ لاَيُرَدُّ بَيْنَ اْلأَذَانِ وَاْلإِقَامَةِ.
"Do’a
antara adzan dan iqamat tidak ditolak." (HR. An nasa’i)
Semoga
Allah Subhanahu wa ta’ala memberi kekuatan dan keistiqomahan bagi semua kaum
muslimin untuk melaksanakan segala perintahnya.Wallahu A’lam
0 Komentar:
Posting Komentar