Tampilkan postingan dengan label Goresan Pena. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Goresan Pena. Tampilkan semua postingan
Minggu, 09 Juni 2013 0 Komentar

A Long Way to Be There

Cita yang tinggi membutuhkan proses dan pengorbanan, Jika saja semua cita terjadi instan bagai sebungkus mie rebus. Seorang pedagang sukses tidak akan rela bangun di pagi buta hanya karena niaganya. Seorang Ulama’ tidak perlu bersusah payah mengorbankan waktu untuk menghafal berbagai matan kitab dari yang berparagraf hingga yang berbait rapi...

Jika saja semua cita terjadi instan . Atlet profesional akan lebih senang bersantai dari pada membanting tubuh dengan bermacam porsi latihan yang menyiksa. Semuanya membutuhkan proses dan pengorbanan. Lalu bagaimana jika mati paling mulia yang dicita ???

Sepertinya jalan masih begitu panjang...

Lisan masih saja mudah dan ringan mengiris perasaan teman, sahabat, dan sanak saudara. Dengki selalu menggantung di hati memandang kesuksesan tetangga. Itsar yang dianjurkan hanya sebatas pengetahuan belaka tanpa amalan nyata. Fitnah wanita dunia yang tak jua mereda. Hari berlalu tanpa guna bagi diri dan manusia. Hanya menambah dosa dan murka sang pencipta.
0 Komentar

lifeshow is Over

Sore itu indah dengan angin sepoi bertiup, matahari mulai malu tampakkan terik. tampak dua "pemburu kecil" dengan baju lusuh bersusah payah memikul dahan pohon kering dengan panjang yang mungkin empat kali lipat panjang tubuh mereka, tapi sepetinya lebih panjang. ku taksir umur mereka tidak lebih dari 6 tahun. sesekali menoleh sekitar memantau keadaan, kadang jatuhkan dahan dan membuang muka seakan tak mengakui dahan yang mereka jatuhkan. ya,,, karena ini bukan dahan mereka.

Dari arah lain, dua satpam tua berjalan pulang setelah sehari penuh memeras keringat diterik matahari yang tak ramah. terlihat sesekali bercanda melepas lelah dan penat, terkadang juga tampak acuh dengan keadaan sekitar. jubah kebesaran mereka yang mulai lusuh, seakan menunjukan berbagai macam rasa manis asam tugas yang telah dirasakan, dengan kata sandi "amankan lingkungan."
Kamis, 08 November 2012 0 Komentar

Mati Suri

Terjaga tidur di tengah malam, ku memandangmu...
Mati...
Menjelang fajar melepas mimpi, ku memandangmu...
Mati...
Waktu sarapan tiba kembali ku memandangmu...
Mati...
Sembari persiapkan kuliah ku juga memandangmu...
Mati...
Kamis, 01 November 2012 0 Komentar

Merindukan Tegaknya Keadilan

Sudahkah keadilan tegak di negeri nusantara ini. inilah pertanyaan tak terjawab yang mungkin banyak ditanyakan oleh seluruh penduduk di negeri kepulauan ini. Pertanyaan ini tak terjawab bukan karena tidak ada yang menjawab, tak terjawab bukan pula karena tidak ada jawaban untuk menjawabnya, tetapi pertanyaan ini tak terjawab karena tertutup oleh jawaban lain yang mengalihkannya.

Keadilan sosial yang konon dalam asas negara dijanjikan bagi seluruh rakyat negeri ini seakan hanyalah sebuah coretan pinggir jalan yang diabaikan sendiri oleh penulisnya.Keadilan yang banyak diucapkan dalam janji-janji manis pemilihan umum dalam kenyataannya tidak lebih hanya seperti tawaran seorang pembohong yang berdagang dan sedang mempromosikan kehebatan barang dagangannya.

Ketika anak-anak kecil yang seharusnya berhak mengenyam pendidikan sebagai kebutuhan harus berjemur di perempatan lampu lalu lintas mengharap beberapa keping koin untuk membeli sesuap nasi. Ketika mereka berebut dengan sesama mereka seakan mengadakan perlombaan untuk berebut botol-botol bekas air mineral tak bertuan di lintasan kereta, yang setiap saat siap menyambar nyawa mereka. Akan tetapi, di tempat lain para penguasa negeri yang telah bergelimang harta tak mau kalah dengan berlomba untuk lebih memakmurkan diri mereka sendiri. Seperti inikah arti sebuah keadilan ?
Selasa, 30 Oktober 2012 0 Komentar

Muhasabah

Cita yang tinggi membutuhkan proses dan pengorbanan, Jika saja semua cita terjadi instan bagai sebungkus mie rebus. Seorang pedagang sukses tidak akan rela bangun di pagi buta hanya karena niaganya. Seorang Ulama’ tidak perlu bersusah payah mengorbankan waktu untuk menghafal berbagai matan kitab dari yang berparagraf hingga yang berbait rapi...

Jika saja semua cita terjadi instan . Atlet profesional akan lebih senang bersantai dari pada menyiksa tubuh dengan berbagai porsi latihan yang menyiksa. Semuanya membutuhkan proses dan pengorbanan. Lalu bagaimana jika mati paling mulia yang dicita ???

Sepertinya jalan masih begitu panjang...

Lisan masih saja mudah dan ringan mengiris perasaan teman, sahabat, dan sanak saudara. Dengki selalu menggantung di hati memandang kesuksesan tetangga. Itsar yang dianjurkan hanya sebatas pengetahuan belaka tanpa amalan nyata. Fitnah wanita dunia yang tak jua mereda. Hari menjadi berlalu tanpa guna bagi diri dan manusia. Hanya menambah dosa dan murka sang pencipta.
Rabu, 26 September 2012 0 Komentar

Cerita Taman Bunga Mawar & Melati


Beberapa pekan lalu masih dalam suasana bulan ramadhan, waktu sedang kumpul-kumpul di kamar, seorang teman tiba-tiba bercerita tentang kejadian unik (menurut saya) yang terjadi di “taman bunga mawar n melati” begitu nama tempat itu klo di translate ke bahasa ibu kita. Taman ini terletak tidak jauh dari pusat kota atau malah masih di pusat kota ini. Saya sendiri belum pernah masuk walau hanya sekedar untuk memastikan apakah taman ini sesuai dengan namanya (belum ada yang diajak bareng kali yak J ), meskipun saya sudah berkali-kali melewatinya.

Cerita bermula ketika kawan saya ini sedang ngabuburit (bahasa orang sekarang gitu) di taman itu. Dan menurut pengamatan saya orang sini itu suka jalan-jalan klo sore. Nah, waktu itu kawan saya melihat seorang laki-laki sedang asyik menggoda perempuan (di kota ini masih merupakan hal yang tabu seorang laki-laki menggoda perempuan terang-terangan, walaupun budaya barat sudah sedikit-sedikit masuk ke sini). Si laki-laki kurang ajar ini bahkan sampai mengeluarkan Mobilenya untuk jeprat-jepret perempuan tadi, lalu bagaimana reaksi si perempuan ??? kata kawan saya, si perempuan sih dingin aja sambil sesekali menekan-nekan tombol mobilenya.
0 Komentar

Kenapa Seorang Muslim Harus Bersabar ?


Kehidupan seseorang di dunia ini tidak selalu sesuai dengan apa yang direncanakan. Terkadang manusia merencanakan sebuah rencana, dan yang terjadi adalah hal lain yang mungkin tidak sesuai dengan keinginannya. Sebagaimana ketika seorang pelajar yang telah selesai menyelesaikan bangku Sekolah Menengah Atas kemudian ingin melanjutkan studi ke sebuah kampus terkenal. Namun ternyata, Allah belum menghendaki keinginannya.

Banyak lagi kita temukan berbagai macam contoh dalam kehidupan manusia yang menunjukan bahwa kehidupan ini tidak selalu sesuai dengan keinginan. Maka disaat seperti inilah seorang Muslim dituntut untuk bisa bersabar. Sabar yang diartikan dengan menahan nafsu untuk melakukan sesuatu atau meninggalkannya hanya untuk mengharap ridho Allah Subhanahu wa ta’ala semata. Allah ta’ala Berfirman :

“ Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu...” (Qs. Ali Imran: 200)

“Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
Sabtu, 04 Agustus 2012 2 Komentar

Tanpa titik

Puluhan orang berlalu-lalang memenuhi ruangan ini, sebuah ruang menempel di langitnya beberapa kipas angin ukuran besar, berputar dengan suara yang cukup kencang didengar di tengah keriuhan tempat ini, orang-orang berkelompok dan berbincang entah membicarakan apa, tapi yang pasti suara mereka bagaikan kumpulan lalat terbang jika didengar dari kejauhan, 

hawa pengap sedikit panas dapat dirasakan dari pojok ruangan ini, satu orang dengan keringat membasahi dahi terlihat kuat sedikit memaksa untuk mengaduk sebuah adonan putih besar, satu orang lain dengan baju yang sulit untuk digambarkan memalui tulisan cepat membagi adonan itu menjadi adonan kecil ukuran kepalan tangan dewasa, satu orang lagi membentuk adonan tadi menipis sebesar piring kemudian memasukkan ke sebuah alat panas berbentuk cekungan dan menempelkan ke dindingnya, tidak lama adonan panas itu dia ambil dengan dua besi panjang dengan pengaitnya yang terlihat cukup tajam jika hanya sekedar menusuk daging manusia, 

tidak begitu tertarik dengan adonan ini, berpaling ke satu orang yang lain, dia sudah terlalu tua untuk bekerja keras seperti ini, membentuk adonan tadi menipis dan melempar ke sebuah lempengan besi panas, membuat beberapa formasi adonan, memutar-mutar, membolak-balik dan melempar percikan minyak hingga terlihat asap putih tanda kegosongan, menjepit dengan sebuah lempengan besi yang terlihat berkarat, melemparnya ke sebuah tempat berbentuk lingkaran dengan landasan koran yang sudah sedikit usang, beberapa orang terlihat beradu cepat menggapai adonan tadi, tidak jarang keluar cacian dari mereka yang menderita kekalahan, sedikit senang karena ditakdirkan untuk menang, 

suara bising orang-orang masih terdengar begitu kencang, seakan menunjukan mereka enggan untuk pulang, beberapa bulan yang lalu sebelum datang bulan agung nan suci, masih di tempat ini, adalah biasa melihat orang meminum air dari teko besi itu dengan gelas bening yang tersedia di meja, tapi ada yang aneh hari itu, dia merasa gelas itu tak sebersih yang dikira, dengan memaksa tampil gagah melangkah keluar menuju tempat tangan manusia dibasuh dan dibersihkan, masih terus memperhatikannya, dia mencuci dengan begitu detail setiap bagian dari gelas itu, sedikit memberikan rasa kagum dan takjub padanya, kemudian terlihat dia isi gelas tadi penuh dengan air pancuran tadi, memasukan beberapa teguk air, berkumur dan membersihkan mulutnya mungkin, tapi ada satu keganjalan terjadi, kemana perginya air yang ia masukan untuk berkumur tadi, dia penuhi lagi gelas bening itu masih dengan pancuran yang mungkin dia anggap suci, seperti seolah berkumur tapi entah kemana air itu tidak kembali, hilang sudah nafsu santap makan pagi,,,

By : ibnu abiihi
Sabtu, 21 Juli 2012 0 Komentar

Bisa Jadi Mereka Lebih Baik Darimu

Tidak jarang kita mendengar di lingkungan kita seseorang yang menghina atau mengolok-olok saudaranya, atau sebuah kelompok melakukan hal itu terhadap kelompok yang lain. Hal ini bukanlah suatu hal yang asing lagi di lingkungan kita berada pada zaman ini. Di jalanan ketika kita pergi menuju kampus atau sekolah, di ruang kelas ketika kita sedang berada di dalamnya, bahkan yang membuat hati miris adalah ketika kita mendengar hal ini berada di dalam Masjid.

Berapa banyak sebuah pertikaian yang ada di bumi Allah ini terjadi karena dimulai dengan saling hina dan ejek. Berapa banyak pula kasus pembunuhan kita mendengarnya setiap hari melalui media cetak dan elektronik yang diawali dengan pertikaian mulut. Kalaulah boleh ditarik kesimpulan tidaklah sebuah pertikaian, pembunuhan, dan pertengkaran terjadi kecuali selalu diawali dengan peperangan mulut dengan saling hina, ejek, dan menjatuhkan satu sama lain.

Di dalam sebuah ayat Allah Subhanahu wa ta’ala melarang orang-orang beriman untuk saling menghina dan mengolok-olok orang lain, karena bisa jadi orang yang dihina atau diolok-olok lebih baik dan lebih mulia dibanding dengan orang yang menghina dan mengolok-olok.
Jumat, 20 Juli 2012 0 Komentar

Sejenak Bermuhasabah

Mari sejenak sedikit berintropeksi dan bermuhasabah diri. Diri ini pasti sudah mengetahui bahwa semua manusia di dunia ini tanpa terkecuali mempunyai waktu yang sama untuk hidup dalam satu hari, dua puluh empat jam waktu yang ditetapkan oleh Allah Kepada makhluk-Nya dan enam puluh menit dalam setiap jamnya.

Dari dua puluh empat jam itu ada manusia yang menggunakannya untuk beramal dengan amalan baik, ada yang menikmati maksiat, ada pula yang hanya menghabiskan waktu untuk duduk dan berbaring dengan tenang menikmati dunianya.

Tentu menjadi sebuah keharusan bagi seorang muslim untuk menanyakan kepada diri ini, amalan apakah yang telah diri ini amalkan di setiap harinya. Dari terbangun dari “kematian” sesaat hingga kembali untuk “mati” sesaat lagi.

Sudahkah diri ini memulai pagi (klo bangun pagi loh J) dengan mengucapkan syukur memuji Allah karena telah bangunkan diri dari “kematian”?

Sudahkah diri ini mengerjakan kewajiban kedua setelah Syahadatain yaitu Sholat lima waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta (laki kudu jama’ah di masjid ) ?
Rabu, 18 Juli 2012 0 Komentar

Setahun Sudah Berlalu

Setahun sudah berlalu, tidak terasa begitu cepat tidak pula begitu lama. Teringat ketika pertama kali menginjakan kaki di belahan bumi ini, turun dari burung besi di tempat yang di panggil bandar udara, walau menurutku tidak pantas tempat ini mendapat gelar yang berwibawa seperti itu. :D

Keluar dari tempat itu, kawan-kawan terbaik bagiku menyambutku bak seorang perwira. Bersalaman menanyakan kabar, hingga keadaan tempat tinggal.

Mereka mengawalku keluar dari bandar ini, mengendarai sebuah mobil dengan julukan taksi, walau sama sekali tak serasi, tentunya dengan membandingkan sebuah taksi di tempat asal kami.

Ya,,,waktu itu bulan Ramadhan...dan sekarang bulan itu akan datang kembali, sebuah pertanyaan yang selalu terbenak di hati, dua belas bulan di sini, apa saja yang telah kudapati ???

Sebagian kawan berujar, “jalani saja jangan terlalu dipikirkan.” Sebagian yang lain juga memikirkan apa saja yang telah ia dapatkan.

Tempat ini memang terlalu “indah” untuk dinikmati, terlalu “sayang” untuk ditinggalkan, tempat ini begitu menarik “perhatian” bagi siapa saja yang mempunyai “kepentingan” hanya bisa bertanya pada diri, sampai kapankah ada di sini ???

0 Komentar

Jangan katakan aku masih muda !!!

Pernahkah anda melihat seseorang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut. Sudahkah anda berkesempatan melihat kumpulan jenazah yang berbaring rapi di sebuah kamar mayat. Atau ketika sedang bepergian, anda melihat kecelakaan yang menghilangkan nyawa korban di tempat kejadian.Inilah yang dinamakan dengan kematian,seseorang tidak akan pernah tahu sampai kapan ruh yang ada di dalam dirinya akan di cabut oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Seorang pemuda mungkin bisa berbangga ria dengan umurnya, Karena seakan sudah menjadi sesuatu yang umum dalam kehidupan bermasyarakat jika kematian itu akan datang ketika umur telah menginjak usia renta. Cobalah tengok keadaan pemuda zaman ini, berapa banyak pemuda yang menghabiskan malam dengan berkumpul-kumpul dengan kawan mereka, memainkan dan mendengarkan musik-musik suara setan. Kemudian di pagi hari mereka menjalani hari dengan bertapa di atas tempat tidur hingga melalaikan segala kewajiban. Kemudian ketika di beri peringatan dan nasehat untuk meninggalkan rutinitas buruk mereka. Tanpa beban mulut mereka berujar “mumpung masih muda.”

“mumpung masih muda” jawaban yang mudah, singkat, dan tidak berbelit-belit. Hampir semua pemuda yang terjebak dalam dunia hitam akan berpikir dan mengucapkan jawaban yang sama dengan tiga kata tersebut. Banyak pemuda tidak menyadari bahwa kematian itu datang tidak akan melihat waktu, tempat, dan kedudukan seseorang.


Kematian bisa saja datang ketika manusia sedang menikmati puncak karirnya, bisa juga datang ketika sedang menyantap makanan kesukaan, tidak sedikit pula yang pergi dan tidak kembali dalam istirahat malamnya. Tidak akan pernah ada yang tahu kapan umur manusia akan berakhir di dunia ini kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala.

0 Komentar

Perintah Taubat dan Istighfar

Setiap manusia yang pernah hidup di dunia ini pasti pernah melakukan kesalahan. Tidak memandang tingginya jabatan seseorang atau banyaknya harta yang dimilikinya, kesalahan pasti pernah dilakukan. Kesalahan bisa saja dilakukan manusia dengan rasa sadar dan kesengajaan, ada juga manusia yang melakukannya tanpa kesadaran dan kesengajaan. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Setiap Bani Adam pasti pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, & Al-Hakim)

Karena hati manusia terkadang salah dalam melaksanakan niat, kedua mata tanpa sengaja melihat sesuatu yang diharamkan untuk melihatnya. Lidah yang tak bertulang terkadang menjadi setajam pedang untuk menghina dan mencaci sesama. Telinga yang seharusnya digunakan untuk mendengarkan hal yang baik, terkadang masih saja menikmati ketika mendengar musik-musik suara setan yang terdengar di jalanan. Untuk itulah Rasulullah menyatakan bahwa sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.

Banyak terdapat ayat Al qur’an dan Hadist yang memerintahkan kepada seorang Muslim untuk bertaubat dan beristighfar kepada Allah ketika melakukan kesalahan dan dosa. Karena diantara sifat Allah adalah Maha Pengampun dan Penyayang, sudah seharusnya seorang Muslim untuk meyakini bahwa dosa dan kesalahan yang diperbuat akan diampuni oleh-Nya.

“Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’: 110)

“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Maidah: 74)

Sabtu, 18 Februari 2012 0 Komentar

Jangan Marah, Maka Bagimu Surga

Marah adalah satu sifat di antara sifat-sifat yang Allah Subhanahu wa ta’ala anugerahkan kepada manusia. Marah juga merupakan suatu yang manusiawi, semua orang bisa saja marah di manapun dan dalam keadaan apapun. Ada orang yang marah ketika mendapat pelayanan kurang profesional di perkantoran, ada juga yang marah ketika terganggu ketenangannya, bahkan ada juga yang marah hanya karena permasalahan ringan dan sepele. Bagaimanapun marah adalah salah satu tabiat yang tidak bisa di hapuskan dari manusia.

Dalam sebuah hadist dikisahkan suatu hari datang seorang laki-laki meminta nasehat kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah menasehatinya dengan berkata “janganlah kamu marah!”. Nasehat ini beliau ulangi hingga berkali-kali kepada lelaki tersebut.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم أوصني ، قال : لا تغضب فردد مرارا قال : لا تغضب (رواه البخاري)

Dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW; “Berilah aku wasiat?” beliau bersabda: “Janganlah kamu marah.” Laki-laki itu mengulangi kata-katanya, beliau tetap bersabda: “Janganlah kamu marah.” (HR. Bukhari)



Seperti yang telah di ketahui bahwa marah adalah sifat yang tidak bisa dihilangkan dari manusia. Akan tetapi tidaklah ada penyakit melainkan akan ada obatnya, tidak pula ada racun kecuali ada penawarnya. Maka Islam mengajarkan beberapa hal yang seharusnya di lakukan oleh seorang muslim ketika kemarahan menguasai dirinya.



1. (1) Meminta perlindungan kepada Allah dari gangguan setan.

Pada saat marah setan akan membangkitkan seluruh amarah di dalam hati manusia, sehingga tanpa sadar seseorang mengucapkan perkataan-perkataan kotor yang tidak pantas untuk diucapkan. Dalam kondisi lain seseorang yang sedang dalam keadaan marah juga bisa saling membunuh satu sama lain.

وقال صلى الله عليه وسلم : إذا غضب الرجل فقال أعوذ بالله ، سكن غضبه -صحيح الجامع الصغير:695

Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan; 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya."



2. (2) Berwudhu.

قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: إنَّ الغضبَ من الشيطان، وإنَّ الشيطان خُلِقَ من النارِ، وإنما تُطْفَأُ النارُ بالماء، فإذا غَضِبَ أحدُكم، فَلْيَتَوَضأْ -رواه أبو داود

Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,”sesungguhnya marah itu dari setan,dan setan itu diciptakan dari api,sedangkan api dimatikan dengan air,maka apabila salah seorang dari kalian marah,berwudhulah.”(HR.Abu Dawud)



3. (3) Orang yang marah hendaknya diam.

Mayoritas orang akan mengungkapkan kemarahan dengan lisan, pada saat inilah dimungkinkan seorang akan mengucapkan kata-kata kufur, istihza, dan talaq. Na’udzubillah

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إذا غضب أحدكم فليسكت (رواه الإمام أحمد)

Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,”jika seseorang diantara kalian marah,maka hendaknya dia diam.”(HR.Imam Ahmad)



4. (4) Mengingat pahala yang besar bagi siapa yang bisa menahan amarah.

من كظم غيظاً وهو قادر على أن ينفذه ، دعاه الله عز وجل على رؤوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره من الحور العين ماشاء رواه أبو داود 4777 وغيره

"Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari yang ia kehendaki."(HR.Abu Dawud)

وعن أبي الدرداء رضي الله عنه قال قال رجل لرسول الله صلى الله عليه وسلم دلني على عمل يدخلني الجنة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا تغضب ولك الجنة - رواه الطبراني

Dari Abu darda’ ra berkata, bertanya seorang lelaki kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam;tunjukkan padaku amalan yang menjadikan aku masuk surga ,bersabda Rasulullah;Janganlah kamu marah maka bagimu surga.(HR.Attabrani)



5. (5) Memahami bahwa menahan marah adalah salah satu ciri orang bertaqwa.

…والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين....

" … dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran:134)

Di ayat sebelumnya Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bersegera meminta ampunan dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, surga itu disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Kemudian ciri-ciri orang bertaqwa itu di sebutkan oleh Allah di ayat tersebut.

Inilah beberapa hal yang seharusnya di lakukan oleh seorang muslim ketika amarah menguasai dirinya.



Kapankah marah itu dianjurkan ?

Tidak semua api itu berbahaya dan tidak semua air itu menghanyutkan. Begitu juga tidak semua marah itu dilarang dan harus diredam, karena ada saatnya marah itu dianjurkan bahkan bisa jadi marah itu adalah sebuah keharusan.

kemarahan inilah yang dinamakan dengan marah karena Allah, marah ketika perintah-Nya dilanggar,marah ketika syari’at-Nya dipermainkan, marah ketika saudara seiman dibantai sebagai tumbal kekuasaan. Dalam keadaan inilah seseorang yang tidak menampakan kemarahannya dapat dikategorikan dalam keadaan lemah iman.

Marahlah seperti ini telah di contohkan oleh Nabi Musa alaihissalam ketika mendapati kaumnya membuat patung sapi untuk dijadikan sesembahan selain Allah.

وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَى إِلَى قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفاً قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُونِي مِنْ بَعْدِي أَعَجِلْتُمْ أَمْرَ رَبِّكُمْ وَأَلْقَى الْأَلْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ قَالَ ابْنَ أُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِي وَكَادُوا يَقْتُلُونَنِي فَلا تُشْمِتْ بِيَ الْأَعْدَاءَ وَلا تَجْعَلْنِي مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ



Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim" (al-A'raf: 150)

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kekuatan kepada kaum muslimin untuk dapat mengerjakan segala kebaikan dan meninggalkan semua kemungkaran. Wallahu ta’ala a’lam.
0 Komentar

Luka Suriah Luka Umat Islam Dunia

Suriah kini menjadi salah satu lagi negeri muslimin yang terluka. Negeri yang dahulu termasuk dalam wilayah Syam sebelum dipisahkan menjadi beberapa negara. Negeri yang dahulu pernah merasakan manisnya hidup dibawah naungan syari’at islam. Negeri yang tidak bisa dilupakan semua kisah dan sejarahnya.

Belum berakhir luka kaum muslimin Afghanistan, Kashmir, Cechnya, Palestina, dan semua negeri muslim lainnya. Kini Suriah yang menderita. Anak-anak tak berdosa,para wanita,dan juga orang tua semua menjadi korban kebengisan penguasanya. Ribuan nyawa telah hilang,darah merah segar menjadi pemandangan harian yang tak terhindarkan. Jumlah ini masih akan terus bertambah seiring bertambahnya kekejaman para serdadu suriah. Kapankah semua luka ini akan berakhir?

Hampir satu tahun muslimin suriah berjuang untuk meruntuhkan singgasana Bashar Al-Assad, si penguasa diktator negeri ini dengan berbagai demonstrasi di hampir seluruh penjuru suriah. Perjuangan muslimin suriah yang dikenal dengan Revolusi suriah ini begitu menyita perhatian dunia. Pasalnya rezim Alawite Bashar Assad diktator negeri ini tetap bersikeras mempertahankan kekuasaannya walau berbagai tekanan terus menerus ditujukan padanya. Bahkan tanpa rasa kemanusiaan, serdadu-serdadunya menghabisi para demonstran dengan segala persenjataan mereka.

Rakyat Suriah adalah muslimin yang sedang mendapatkan kedholiman. Dan bukankah perumpamaan seorang Muslim dengan muslim yang lain itu di ibaratkan satu tubuh yang apabila satu bagian dari tubuh itu merasakan sakit maka bagian tubuh yang lain juga akan merasakannya.

عن النعمان بن بشير رضي الله عنه قال{قال رسول الله صلى الله عليه و سلم(مثل المؤمنين في توادهم و تراحمهم و تعاطفهم مثل الجسد؛ إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسّهر والحمّىّّ)-رواه مسلم

Dari Nu’man bin basyir ra berkata; Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Perumpamaan seorang Muslim dengan Muslim lainnya dalam hal cinta kasih dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila (ada) salah satu bagian tubuhnya menderita (sakit), maka (akan dirasakan) oleh seluruh bagian tubuh lainnya dengan panas dan demam. (HR.Muslim)



Dahulu Al-Mu’tashim yang mengirim ribuan pasukan untuk berperang demi menolong seorang wanita yang diganggu kehormatannya, lalu apakah yang sudah kita lakukan kepada saudara muslim kita?

Terlepas dari semua pemikiran konspirasi yang ada tentang masalah Suriah, bukankah yang terbunuh dari mereka adalah kaum muslimin?

Masihkah kita akan menggantungkan nasib saudara seiman kita kepada PBB dan Liga Arab ?

Masihkah kita hanya bersikap masa bodoh tanpa menghiraukan nasib saudara-saudara seiman kita?

Atau memang kita berpikir bahwa diri kita bukanlah bagian dari tubuh saudara-saudara muslim di Suriah sana?

Sungguh menakjubkan perkataan seseorang “Jikalau negara-negara di dunia ini mengadukan permasalahan Suriah kepada PBB dan Liga Arab, maka kami mempunyai Allah Subhanahu wa ta’ala untuk mengadukan permasalahan saudara kami.”

Hanya kepada Allah kita menyembah, hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan, hanya Do’a yang sementara ini bisa kita lakukan.

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menyatukan barisan kaum muslimin di Suriah, menolong para pejuang mereka, meneguhkan hati mereka, mempermudah segala urusan mereka, memberikan kesabaran pada mereka dan seluruh kaum muslimin di penjuru dunia.

Source:Shoutussalam.com
 
;