Mari sejenak sedikit berintropeksi dan bermuhasabah diri.
Diri ini pasti sudah mengetahui bahwa semua manusia di dunia ini tanpa
terkecuali mempunyai waktu yang sama untuk hidup dalam satu hari, dua puluh
empat jam waktu yang ditetapkan oleh Allah Kepada makhluk-Nya dan enam puluh
menit dalam setiap jamnya.
Dari dua puluh empat jam itu ada manusia yang menggunakannya
untuk beramal dengan amalan baik, ada yang menikmati maksiat, ada pula yang
hanya menghabiskan waktu untuk duduk dan berbaring dengan tenang menikmati
dunianya.
Tentu menjadi sebuah keharusan bagi seorang muslim untuk
menanyakan kepada diri ini, amalan apakah yang telah diri ini amalkan di setiap
harinya. Dari terbangun dari “kematian” sesaat hingga kembali untuk “mati”
sesaat lagi.
Sudahkah diri ini memulai pagi (klo bangun pagi loh J) dengan mengucapkan
syukur memuji Allah karena telah bangunkan diri dari “kematian”?
Sudahkah diri ini mengerjakan kewajiban kedua setelah
Syahadatain yaitu Sholat lima waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
oleh Sang Pencipta (laki kudu jama’ah di masjid ) ?
Sudahkah diri ini mendoakan kebaikan untuk kedua orang tua
yang telah mengasuh diri ini di masa lalu, padahal diri ini pasti tahu bahwa do’a
seorang anak sholeh adalah salah satu amalan yang tidak akan terputus walau
kematian telang datang ?
Sudahkah diri ini mendo’akan kebaikan untuk saudara-saudara
Muslim lain yang sedang teraniaya, dan diri ini sadar tidak bisa berbuat
apa-apa selain do’a ?
Sudahkah diri ini menjauhi perkara yang sia-sia dan tidak
memberikan apapun melainkan sebuah kerugian ?
Sudahkah diri ini menjaga lisan dan penglihatan dari perkara
yang menyenangkan setan ?
Sudahkah diri ini mengajak untuk berbuat baik dan mencegah
hal yang buruk walaupun hanya dengan perbuatan hati yang itu dinyatakan dengan
paling lemahnya Iman ?
Sudahkah diri ini ...
Sudahkah diri ...
Sudahkah ...
Tentunya masih begitu banyak pertanyaan yang harus diri ini
jawab, kemudian menjadikan jawaban pertanyaan itu sebagai bahan perbaikan di
masa depan.
Masih begitu banyak pertanyaan yang mungkin dan mungkin bila
di koreksikan dengan kunci jawabannya akan menemui begitu banyak kesalahan.
Masih
banyak dan masih begitu banyak ....
Diri
ini hanya bisa memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala agar diberikan
keistiqomahan dalam menjalankan sebuah amalan, karena diri ini mengetahui bahwa
amalan kecil itu akan menjadi lebih baik jika dilakukan secara terus-menerus
tanpa terputus.
Bumi Allah
0 Komentar:
Posting Komentar