Setahun sudah berlalu, tidak terasa begitu cepat tidak pula
begitu lama. Teringat ketika pertama kali menginjakan kaki di belahan bumi ini,
turun dari burung besi di tempat yang di panggil bandar udara, walau menurutku
tidak pantas tempat ini mendapat gelar yang berwibawa seperti itu. :D
Keluar dari tempat itu, kawan-kawan terbaik bagiku
menyambutku bak seorang perwira. Bersalaman menanyakan kabar, hingga keadaan
tempat tinggal.
Mereka mengawalku keluar dari bandar ini, mengendarai sebuah
mobil dengan julukan taksi, walau sama sekali tak serasi, tentunya dengan
membandingkan sebuah taksi di tempat asal kami.
Ya,,,waktu itu bulan Ramadhan...dan sekarang bulan itu akan
datang kembali, sebuah pertanyaan yang selalu terbenak di hati, dua belas bulan
di sini, apa saja yang telah kudapati ???
Sebagian kawan berujar, “jalani saja jangan terlalu dipikirkan.”
Sebagian yang lain juga memikirkan apa saja yang telah ia dapatkan.
Tempat ini memang terlalu “indah” untuk dinikmati, terlalu “sayang”
untuk ditinggalkan, tempat ini begitu menarik “perhatian” bagi siapa saja yang
mempunyai “kepentingan” hanya bisa bertanya pada diri, sampai kapankah ada di
sini ???
Dari cuaca yang begitu dingin, hingga udara yang begitu
panas. Segala puji bagi Allah yang telah limpahkan kekuatan, hingga jalani
semua ini.
Bertemu berbagai kawan, dengan latar belakang yang “menawan”
walau tampakkan kesetiaan tapi sembunyikan penghianatan. Kawan yang jujur
terasa lebih menyenangkan untuk menghadapi segala cobaan.
Setahun berlalu dengan berbagai keindahan, cobaan, dan
kenikmatan.
Begitulah kehidupan, ada yang ibaratkan roda dengan perputarannya,
ada yang ibaratkan bumi dengan rotasinya.
Saatnya pikirkan masa depan dengan masa lalu sebagai
pelajaran. Qur’an dan Sunnah adalah pedoman, Da’wah jihad sebagai jalan perjuangan.
Bumi Perantauan
0 Komentar:
Posting Komentar