Jumat, 23 Maret 2012

Bagaimana adab seorang muadzin ?

Adzan merupakan seruan untuk memberitahukan bahwa waktu shalat telah tiba dengan menggunakan lafadz tertentu.Adzan juga merupakan salah satu syi’ar dari agama Islam yang diawali dengan takbir sebagai pengakuan kebesaran dan kesempurnaan Allah,kemudian dilanjutkan dengan pengakuan tauhid,meniadakan syirik,dan mengakui Muhammad shalallahu alaihi wa sallam sebagai Rosul hingga diakhiri dengan kalimat yang telah di sebutkan di awal sebagai penegasan dari kalimat pengulangan tersebut.

Seorang yang mengumandangkan adzan disebut dengan muadzin.Di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad,Muslim,dan Ibnu Majah dari Muawiyah radhiyallahu anhu di sebutkan bahwa muadzin akan menjadi orang yang mempunyai leher paling panjang di hari kiamat nanti.Kemudian bagaimanakah sikap atau adab yang harus dijaga oleh seorang muadzin ketika mengumandangkan Adzan.
Berikut ini adalah beberapa adab yang perlu diperhatikan oleh seorang muadzin:

-Hendaknya ketika mengumandangkan Adzan,ia hanya mengharapkan ridho Allah dan tidak mengambil upah dari adzannya.

Dari Usman bin Abil-‘Ash,ia berkata : “Wahai Rasulullah, jadikanlah aku sebagai imam bagi kaumku”. Beliau shallallaahu alaihi wa sallam bersabda : “Engkau adalah imam mereka. Sesuaikanlah dengan kondisi orang yang paling lemah di antara mereka {saat engkau berdiri menjadi imam} dan angkatlah seorang muadzin yang tidak mengambil upah dari adzannya tersebut”(HR. Abu dawud,an nasa’i,Ibnu Majah).

-Menghadap ke kiblat dan suci dari hadast kecil dan besar ketika mengumandangkan adzan.

-Menolehkan kepala,leher,dan dada ke kanan ketika melafalkan “hayya ala-s-sholah” kemudian menoleh ke kiri ketika melafalkan “hayya ala-l-falah.”
Tentang gerakan ini (menoleh ke kanan dan ke kiri ketika melafalkan kalimat tersebut) Imam nawawi mengatakan bahwa ini adalah gerakan yang paling benar.Sedangkan berputarnya badan seorang muadzin ketika mengumandangkan adzan,dijelaskan dalam Al mughni dari Ahmad: tidaklah memutar badan kecuali jika berada di atas menara dengan tujuan agar terdengar dari segala penjuru.

-Memasukkan kedua jarinya ke kedua telinga.
Diriwayatkan oleh abu dawud dan ibnu hibban,Bilal berkata:saya letakkan kedua jariku ke telinga kemudian saya kumandangkan adzan.Tirmidzi berkata: ahlul ilmi menyukai jika seorang muadzin memasukkan jarinya ke kedua telinganya ketika adzan.

-Mengeraskan suara ketika adzan walaupun dalam keadaan sendirian di tengah padang pasir.

-Tidak bercepat-cepat ketika mengumandangkan adzan yaitu dengan memberi jeda satu kalimat dengan kalimat yang lain.sedangkan ketika iqomah mengumandangkannya dengan cepat.

-Tidak berbicara di pertengahan iqomah,sedangkan berbicara di pertengahan adzan sebagian ahlu ilmi membencinya,sedangkan al hasan,atho’,dan qotadah memberi rukhsah untuk itu.Abu dawud berkata:saya bertanya kepada Ahmad tentang seorang lelaki (muadzin) berbicara di pertengahan adzan,Ahmad menjawab:ya,kemudian saya bertanya:ketika iqomah?Ahmad menjawab:tidak,hal itu di karenakan di sunnahkan mengumandangkannya dengan cepat.

Inilah beberapa adab yang perlu diperhatikan oleh seorang muadzin ketika mengumandangkan adzan.Semoga bermanfaat dan bisa di amalkan oleh para muadzin.

0 Komentar:

Posting Komentar

 
;