Jumat, 27 Juli 2012 0 Komentar

Mereka bertanya tentang Usamah, wahai orang Amerika...

Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah, seorang Ulama dan Mujahid yang telah menorehkan tinta emas yang sangat indah di kitab sejarah kaum Muslimin. Sosoknya yang kharismatik dapat membuat musuhnya sekalipun menyukainya. Seorang wartawan Barat yang pernah memiliki kesempatan berbicara langsung dengan Syaikh Usamah mengatakan bahwa "bicaranya pelan, tidak marah-marah, tetapi menakutkan."

Banyak orang Barat, terutama Amerika, yang sangat benci terhadap Syaikh Usamah akibat dari propaganda busuk yang disebarkan musuh untuk mendiskreditkan Syaikh Usamah. Ironisnya, banyak juga dari kalangan Muslim yang termakan konspirasi Barat. Berikut ini adalah sebuah penuturan tentang Syaikh Usamah untuk orang-orang yang masih meragukan kiprah sang 'Singa Islam' ini, terkhusus kepada orang Amerika, yang bertanya siapakah Syaikh Usamah dan mengapa ia begitu dicintai oleh kaum Muslimin? wahai orang Amerika.. Inilah Usamah:

Ini adalah surat yang ditujukan kepada saya oleh beberapa pemuda, mereka berkata bahwa salah seorang warga Amerika menulisnya di salah satu forum diskusi, dan mereka mengirimnya hingga sampai kepada saya. Mereka ingin saya menjawab pertanyaan orang Amerika ini, awalnya saya ragu-ragu, namun mereka berkata sepertinya dia adalah pemuda yang sedang mencari kebenaran, dan sebagai orang muslim kita tidak keberatan untuk menyampaikan kebenaran, jadi biarkan pemuda Amerika ini meminjamkan matanya dan membaca sedikit kata-kata sederhana yang mengggambarkan sosok Usamah… beginilah bunyi surat yang sampai ke saya:
Rabu, 25 Juli 2012 0 Komentar

KISAH ARIF SI NARAPIDANA CILIK YANG CERDAS

Bismillahir-Rahmaanir-Rahi​m ...

Terus terang, meski sudah beberapa kali mengadakan penelitian Kriminal di LP, pengalaman kali ini adalah pengalaman pertama saya ngobrol langsung dengan seseorang yang didakwa kasus pembunuhan berencana. Dengan jantung dag dig dug, pikiran saya melayang-layang mengira-ngira gambaran orang yang akan saya temui. Sudah terbayang muka keji Hanibal Lecter, juga penjahat-penjahat berjenggot palsu ala sinetron, dan gambaran-gambaran pembunuh berdarah dingin lain yang sering saya temui di cerita TV.

Well, akhirnya setelah menunggu sekian lama berharap-harap cemas, salah satu sipir membawa seorang anak kehadapan saya.Yup, benar seorang anak berumur 8 tahun. Tingginya tidak lebih dari pinggang orang dewasa dengan wajah yang diliputi senyum malu-malu. Matanya teduh dengan gerak-gerik yang sopan.

Saya pun membaca berkas kasusnya yang diserahkan oleh sipir itu. Sebelum masuk penjara ternyata ia adalah juara kelas di sekolahnya, juara menggambar, jago bermain suling, juara mengaji dan azan di tingkat anak-anak. Kemampuan berhitungnya lumayan menonjol. Bahkan dari balik sekolah di dalam penjara pun nilai sekolahnya tercatat kedua terbesar tingkat provinsi. Lantas kenapa ia sampai membunuh? Dengan rencana pula?
Selasa, 24 Juli 2012 0 Komentar

ارواحنا ودماؤنا ونفوسنا


ارواحنا ودماؤنا ونفوسنا *** نفدي بها صرح العقيدة و الهدى

قل للطواغيت الذين تجبروا *** أين المفر غدا سنقتلكم غدا

نحن الذين على الجهاد تبايعوا *** لا نبتغي غير الشهادة مقصدا

دستورنا القران مصدر عزنا*** لن نرتضي غير الشريعة موردا

احمل سلاحك يامجاهد وارتمي*** في ساحة الهيجاء لاتخشى الردى

إثأر لدينك ..للثكالى يا أخي*** فالبغي في أوطاننا قد عربدا

Senin, 23 Juli 2012 0 Komentar

Do'a Sayyid Qutub

Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah
cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku
pada-Mu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku
menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut
pada-Mu, agar aku tidak terjatuh dalam jurang
cinta jemu.

Ya Rabbi, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku
padanya agar tidak berpaling dari hati-Mu.
Ya Rabbal Izzat, jika aku rindu
rindukanlah aku pada seseorang yang
merindui syahid di jalan- Mu.

Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya
agar tidak lalai aku merindukan surga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih- Mu, 
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan
indahnya bermunajat di sepertiga malam
terakhirmu.
Sabtu, 21 Juli 2012 0 Komentar

Nasionalisme Santri, Sebuah Refleksi

Janggutnya sudah mulai meninggalkan dunia hitam. Suara baritonnya menambah wibawa. Di Pesantren, ia dikenal tangkas menjawab pertanyaan wartawan. “Jadi apa arti nasionalisme menurut Bapak?” Tanyanya suatu ketika kepada utusan Pemerintah. Utusan itu sebelumnya mengutarakan bahwa team mereka mendapat tugas untuk menyelenggarakan ‘Training Kebangsaan’. “Apa Bapak meragukan ‘nasionalisme’ kami…nasionalisme santri-santri kami…?” protes Kyai yang mulai sepuh itu.  “Jika Bapak meragukan pembelaan kami terhadap negeri ini, silahkan diuji… ‘Bawa masuk’ tentara Amerika ke Indonesia, kami jamin santri kami akan berada di shaf depan untuk menghadapi mereka. Dan saya jamin, birokrat-birokrat yang sok nasionalis itu akan lari terbirit-birit meski setiap Senin hormat bendera.” Lanjutnya berargumen.


Setelah berdiskusi panjang, utusan itu akhirnya ‘setengah menyerah’. Di satu sisi, betapapun ia adalah delegasi yang harus pulang membawa hasil. Gagal dalam sebuah missi, bisa mengancam karir dan ‘periuk’ mereka. Disisi lain, ia juga tak bisa banyak menjawab argumentasi sang Kyai. Akhir kata, disepakatilah sebuah kompromi. Kuliah kebangsaan tetap diadakan; diselipkan dalam sebuah sambutan acara seremonial Pesantren yang kolosal. Bukan dalam bentuk training melainkan pidato dengan durasi sekitar satu jam. Dan untuk mewujudkannya, sang utusan memberikan dana atas nama ‘training kebangsaan’ itu ☺ (hehe.., mau juga duitnya). Karena yang memberi kuliah adalah seorang menteri, kawan saya harus meminjam mobil camry ke Pemerintah Kabupaten waktu itu. (wah, harusnya sekali-kali diajak jalan kaki ya..☺)
0 Komentar

Bisa Jadi Mereka Lebih Baik Darimu

Tidak jarang kita mendengar di lingkungan kita seseorang yang menghina atau mengolok-olok saudaranya, atau sebuah kelompok melakukan hal itu terhadap kelompok yang lain. Hal ini bukanlah suatu hal yang asing lagi di lingkungan kita berada pada zaman ini. Di jalanan ketika kita pergi menuju kampus atau sekolah, di ruang kelas ketika kita sedang berada di dalamnya, bahkan yang membuat hati miris adalah ketika kita mendengar hal ini berada di dalam Masjid.

Berapa banyak sebuah pertikaian yang ada di bumi Allah ini terjadi karena dimulai dengan saling hina dan ejek. Berapa banyak pula kasus pembunuhan kita mendengarnya setiap hari melalui media cetak dan elektronik yang diawali dengan pertikaian mulut. Kalaulah boleh ditarik kesimpulan tidaklah sebuah pertikaian, pembunuhan, dan pertengkaran terjadi kecuali selalu diawali dengan peperangan mulut dengan saling hina, ejek, dan menjatuhkan satu sama lain.

Di dalam sebuah ayat Allah Subhanahu wa ta’ala melarang orang-orang beriman untuk saling menghina dan mengolok-olok orang lain, karena bisa jadi orang yang dihina atau diolok-olok lebih baik dan lebih mulia dibanding dengan orang yang menghina dan mengolok-olok.
Jumat, 20 Juli 2012 0 Komentar

Anatomi Bahasa

Bahasa adalah sistim penyampaian pesan yang digunakan oleh manusia, baik lewat simbol suara yang bisa didengar (bahasa lisan) maupun menggunakan simbol bentuk atau lambang yang bisa dilihat atau dibaca (bahasa tulisan).

 Semua bahasa manusia tersusun dari tiga komponen dasar yaitu:

 1. Satuan bunyi yang disebut "huruf" atau "abjad".
 Contoh: م - س - ج - د

 2. Susunan huruf yang memiliki arti tertentu yang disebut "kata".
 Contoh: مَسْجِدٌ (= masjid)

 3. Rangkaian kata yang mengandung maksud atau pikiran yang utuh yang disebut "kalimat".
 Contoh: أُصَلِّيْ فِي الْمَسْجِدِ (= saya shalat di masjid)

 Dalam tata bahasa Arab, "kata" dibagi ke dalam tiga golongan besar:

 1. ISIM ( اِسْم ) atau "kata benda". Contoh: مَسْجِد (= masjid)

 2. FI'IL ( فِعْل ) atau "kata kerja". Contoh: أُصَلِّيْ (= saya shalat)

 3. HARF ( حَرْف ) atau "kata tugas". Contoh: فِيْ (= di, dalam)

Perlu diingat bahwa istilah Kata Benda, Kata Kerja dan Kata Tugas seperti yang kita kenal dalam tata bahasa Indonesia, tidak sama persis dengan pengertian Isim, Fi'il dan Harf dalam tata bahasa Arab.

Source : belajarbahasaarab.blogspot.com
0 Komentar

Sejenak Bermuhasabah

Mari sejenak sedikit berintropeksi dan bermuhasabah diri. Diri ini pasti sudah mengetahui bahwa semua manusia di dunia ini tanpa terkecuali mempunyai waktu yang sama untuk hidup dalam satu hari, dua puluh empat jam waktu yang ditetapkan oleh Allah Kepada makhluk-Nya dan enam puluh menit dalam setiap jamnya.

Dari dua puluh empat jam itu ada manusia yang menggunakannya untuk beramal dengan amalan baik, ada yang menikmati maksiat, ada pula yang hanya menghabiskan waktu untuk duduk dan berbaring dengan tenang menikmati dunianya.

Tentu menjadi sebuah keharusan bagi seorang muslim untuk menanyakan kepada diri ini, amalan apakah yang telah diri ini amalkan di setiap harinya. Dari terbangun dari “kematian” sesaat hingga kembali untuk “mati” sesaat lagi.

Sudahkah diri ini memulai pagi (klo bangun pagi loh J) dengan mengucapkan syukur memuji Allah karena telah bangunkan diri dari “kematian”?

Sudahkah diri ini mengerjakan kewajiban kedua setelah Syahadatain yaitu Sholat lima waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta (laki kudu jama’ah di masjid ) ?
Kamis, 19 Juli 2012 0 Komentar

Marhaban Yaa Ramadhan

Dikabarkan dari wilayah Cakung, Jakarta Timur, bahwa Hilal telah terlihat pada pukul 17.53 WIB. Info ini didapatkan dari Ustadz Hasyim Abdullah.

Beliau mengabarkan bahwa ada tiga orang yang melihat hilal tersebut. Antara lain Ustadz HM Labib, Ustadz Afriyanto dan Ustadz Nabil. Posisi Hilal 3.5 derajat di atas ufuk.

Selain di Cakung, ada beberapa tempat lain yang representatif untuk melihat Hilal. Tempat-tempat tersebut antara lain di Jepara, Tanjung Kodok, serta beberapa tempat di pantai Yogyakarta.

Smentara itu, dari detik dilaporkan bahwa Hilal tidak terlihat di Mataram. "Matahari tenggelam di Mataram pada pukul 18.12 Wita. Tim pemantau memastikan hilal tidak terlihat di lokasi pemantauan," kata Usman, Kepala Kanwil Kemenag NTB di lokasi pemantauan hilal, Kamis (19/7/2012) petang.

Sebelumnya dilaporkan, hilal tidak terlihat di Makassar. Departemen Agama dan beberapa ormas Islam memantau hilal di lantai IV Mall GTC, kawasan pesisir Tanjung Bunga, Makassar, Kamis (19/7/2012). Hasilnya, tim belum menyaksikan penampakan hilal atau berada di posisi 1 derajat 19 menit.

0 Komentar

My Adventure (part1)



 di puncak gunung lawu, jawa tengah, indonesiaSejenak merenungi indahnya ciptaan Allah Subhanahu wa ta'ala.  




0 Komentar

My longing comes

My longing comes to my lips as supplications of mine...

O Allah ! may like the candle be the life of mine...

May my homeland through me attain elegance...

As the garden through flowers attains elegance...

May my life like that of the moth be,O Lord...!

May i love the lamp of knowledge,O Lord...!

May supportive of the poor of my life's way be...

May loving the old,the suffering my way be...

Rabu, 18 Juli 2012 0 Komentar

سيأتي الضياء برغم الغيوم

سيأتي الضياء برغم الغيوم
وتشدوا الطيور بذاك القدوم
ونمضي سويا على دربنا
وفي كفنا شعلة من علوم

فقرآننا ذلك القائد
وتفسيره ساطع كالنجوم
وفي روحنا سنة المصطفى
وفقه الشريعة علم يدوم

سيأتي الضياء سيأتي الضياء
سيأتي الضياء برغم الغيوم

وتوحيدنا عزة المسلمين
به قد قهرنا عنيدا ظلوم
فلا عصبة تستبيح الحياة
وتجعل منها دماءا لحوم

0 Komentar

Setahun Sudah Berlalu

Setahun sudah berlalu, tidak terasa begitu cepat tidak pula begitu lama. Teringat ketika pertama kali menginjakan kaki di belahan bumi ini, turun dari burung besi di tempat yang di panggil bandar udara, walau menurutku tidak pantas tempat ini mendapat gelar yang berwibawa seperti itu. :D

Keluar dari tempat itu, kawan-kawan terbaik bagiku menyambutku bak seorang perwira. Bersalaman menanyakan kabar, hingga keadaan tempat tinggal.

Mereka mengawalku keluar dari bandar ini, mengendarai sebuah mobil dengan julukan taksi, walau sama sekali tak serasi, tentunya dengan membandingkan sebuah taksi di tempat asal kami.

Ya,,,waktu itu bulan Ramadhan...dan sekarang bulan itu akan datang kembali, sebuah pertanyaan yang selalu terbenak di hati, dua belas bulan di sini, apa saja yang telah kudapati ???

Sebagian kawan berujar, “jalani saja jangan terlalu dipikirkan.” Sebagian yang lain juga memikirkan apa saja yang telah ia dapatkan.

Tempat ini memang terlalu “indah” untuk dinikmati, terlalu “sayang” untuk ditinggalkan, tempat ini begitu menarik “perhatian” bagi siapa saja yang mempunyai “kepentingan” hanya bisa bertanya pada diri, sampai kapankah ada di sini ???

0 Komentar

Jangan katakan aku masih muda !!!

Pernahkah anda melihat seseorang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut. Sudahkah anda berkesempatan melihat kumpulan jenazah yang berbaring rapi di sebuah kamar mayat. Atau ketika sedang bepergian, anda melihat kecelakaan yang menghilangkan nyawa korban di tempat kejadian.Inilah yang dinamakan dengan kematian,seseorang tidak akan pernah tahu sampai kapan ruh yang ada di dalam dirinya akan di cabut oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Seorang pemuda mungkin bisa berbangga ria dengan umurnya, Karena seakan sudah menjadi sesuatu yang umum dalam kehidupan bermasyarakat jika kematian itu akan datang ketika umur telah menginjak usia renta. Cobalah tengok keadaan pemuda zaman ini, berapa banyak pemuda yang menghabiskan malam dengan berkumpul-kumpul dengan kawan mereka, memainkan dan mendengarkan musik-musik suara setan. Kemudian di pagi hari mereka menjalani hari dengan bertapa di atas tempat tidur hingga melalaikan segala kewajiban. Kemudian ketika di beri peringatan dan nasehat untuk meninggalkan rutinitas buruk mereka. Tanpa beban mulut mereka berujar “mumpung masih muda.”

“mumpung masih muda” jawaban yang mudah, singkat, dan tidak berbelit-belit. Hampir semua pemuda yang terjebak dalam dunia hitam akan berpikir dan mengucapkan jawaban yang sama dengan tiga kata tersebut. Banyak pemuda tidak menyadari bahwa kematian itu datang tidak akan melihat waktu, tempat, dan kedudukan seseorang.


Kematian bisa saja datang ketika manusia sedang menikmati puncak karirnya, bisa juga datang ketika sedang menyantap makanan kesukaan, tidak sedikit pula yang pergi dan tidak kembali dalam istirahat malamnya. Tidak akan pernah ada yang tahu kapan umur manusia akan berakhir di dunia ini kecuali Allah Subhanahu wa ta’ala.

0 Komentar

Perintah Taubat dan Istighfar

Setiap manusia yang pernah hidup di dunia ini pasti pernah melakukan kesalahan. Tidak memandang tingginya jabatan seseorang atau banyaknya harta yang dimilikinya, kesalahan pasti pernah dilakukan. Kesalahan bisa saja dilakukan manusia dengan rasa sadar dan kesengajaan, ada juga manusia yang melakukannya tanpa kesadaran dan kesengajaan. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Setiap Bani Adam pasti pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, & Al-Hakim)

Karena hati manusia terkadang salah dalam melaksanakan niat, kedua mata tanpa sengaja melihat sesuatu yang diharamkan untuk melihatnya. Lidah yang tak bertulang terkadang menjadi setajam pedang untuk menghina dan mencaci sesama. Telinga yang seharusnya digunakan untuk mendengarkan hal yang baik, terkadang masih saja menikmati ketika mendengar musik-musik suara setan yang terdengar di jalanan. Untuk itulah Rasulullah menyatakan bahwa sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang bertaubat.

Banyak terdapat ayat Al qur’an dan Hadist yang memerintahkan kepada seorang Muslim untuk bertaubat dan beristighfar kepada Allah ketika melakukan kesalahan dan dosa. Karena diantara sifat Allah adalah Maha Pengampun dan Penyayang, sudah seharusnya seorang Muslim untuk meyakini bahwa dosa dan kesalahan yang diperbuat akan diampuni oleh-Nya.

“Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya sendiri, kemudian ia memohon ampunan kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nisa’: 110)

“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Maidah: 74)

0 Komentar

Sholat Tahiyyatul Masjid dan Hal yang Berkaitan dengannya

Sholat Tahiyyatul Masjid adalah sholat sunnah dua raka’at yang dikerjakan oleh seorang muslim yang memasuki Masjid.
Sebagaimana dijelaskan oleh sebuah hadist dari Abu Qatadah Al-Harits bin Rab’y Al-Anshary Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, maka janganlah duduk sebelum shalat dua rakaat.”

Pengecualian dalam melaksanakan tahiyyatul masjid

Seorang khatib masjid jika masuk ke dalam masjid untuk melaksanakan khutbah jum’at maka tidak mendirikan sholat dua raka’at. Kemudian orang yang tinggal di masjid karena seringnya keluar masuk masjid karena akan memberatkannya, maka tidak disunnahkan baginya untuk mendirikan tahiyatul masjid sebagaimana orang yang masuk masjid. Kemudian imam sholat wajib. Dan setelah dikumandangkannya iqomah, karena sholat wajib lebih utama dari tahiyatul masjid.
Sebagian yang lain berpendapat disunnahkan mengulangi tahiyyatul masjid setiap kali mengulangi masuk ke dalam masjid, mengambil pendapat ini Imam Annawawi dan Syaikhul Islam memilihnya, dan inilah dhohir perkataan hanabilah.
As syaukani berpendapat bahwa sholat tahiyyatul masjid disyariatkan walaupun mengulangi masuk masjid berkali-kali sesuai dhahir hadist.Wallahu A’lam.

Hikmah tahiyyatul Masjid

Pelaksanaan tahiyyatul masjid sebagai bentuk penghormatan terhadap masjid, sebagaimana kedudukan salam ketika hendak memasuki rumah, kemudian menyalami pemiliknya ketika bertemu dengannya. 
Berkata Imam Nawawi rahimahullah: “sebagian yang lain menjelaskan sebagai penghormatan pemilik masjid, maksudnya adalah pendekatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, bukan kepada masjid, karena memasuki rumah pemiliknya (Allah), maka ini menghormati pemiliknya bukan masjidnya.”

Hal-hal yang berkaitan dengan sholat tahiyyatul masjid

-       Waktu tahiyyatul masjid adalah setelah memasuki masjid sebelum duduk, sedangkan jika duduk dengan sengaja dan sadar. Maka tidak diperintahkan untuk berdiri mengerjakannya, karena telah berlalu waktunya.
-      Siapa yang memasuki masjid dan duduk karena tidak tahu atau lupa sebelum melaksanakan tahiyyatul masjid. Maka dia mempunyai hak untuk melaksanakan sholat dua rakaat, karena tidaklah berlalu waktu jika duduk karena berudzur, dengan syarat belum dilaksanakan sholat wajib.
-     Hukum fiqh tahiyyatul masjid adalah sunnah menyelisihi yang mengatakan hukumnya wajib. Imam An nawawi telah menceritakan ijma tentang ini.
-       Barang siapa yang memasuki masjid dan muadzin sedang mengumandangkan adzan, maka disyariatkan untuk menjawab adzan, dan mengakhirkan tahiyyatul masjid untuk mengetahui keutamaan menjawab adzan. Kecuali jika memasuki masjid pada waktu sholat jum’ah dan telah dimulai adzan sebelum khutbah, maka dalam keadaan ini lebih didahulukan melaksanakan tahiyyatul masjid dari menjawab adzan, karena mendengarkan khutbah itu lebih penting.
-        Siapa yang memasuki masjid pada hari jum’at dan khatib sedang berkhutbah disunnahkan melaksanakan tahiyyatul masjid, meringankan sholatnya dan makruh meninggalkannya. Sesuai dengan hadist “...janganlah duduk sebelum shalat dua rakaat.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan jika khotib akan mengakhiri khutbah dan menyangka jika melaksanakan tahiyyatul masjid tidak akan mendapat satu rakaat, maka dia berdiri sampai dimulai sholat, sehingga dia tidak duduk di masjid dalam keadaan belum melaksanakan tahiyyatul masjid.
-      Kepada siapa yang akan melaksanakan sholat wajib, kemudian mendatangi masjid dan telah didirikan sholat. Maka disunnahkan untuk mengikuti sholat wajib itu.

Inilah pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan sholat tahiyyatul masjid. Kita memohon kepada Allah untuk memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kita, dan memberi kita manfaat dengan ilmu yang kita pelajari. Wallahu A’lam.*(ehsani)

* dari makalah berjudul ‘Ahkam tahiyyatul masjid’ dalam www.kalemat.org
 
;