Rabu, 29 Februari 2012 0 Komentar

Katakan Tidak Untuk Pemikiran Liberal !!

Berkembanganya pemikiran–pemikiran liberal belakangan ini sungguh meresahkan umat. Bagaimana tidak? Bangunan kokoh syari’at islam ini di gerogotinya satu persatu, bagaikan rayap yang menggerogoti kayu, tak segan segan satu demi satu syari’at Allah dihinakan dan diinjak–injak, ditempelkannya nama islam pada pemikiran–pemikirannya padahal sungguh sangat jauh sekali bahkan sudah menyimpang dan sungguh melecehkan dan menginjak-injak nilai islam itu sendiri, oleh karena itu penting kiranya kita mengetahui hukum tentang pemikiran pemikiran liberal dan para pelaku–pelakunya. Berikut ini fatwa fadhilatusy syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ketika ditanya tentang hal tersebut.

****

Assalamu ‘alaikum wa rahmatullohi wa barakatuh

Apa pendapat anda tentang da’wah kepada pemikiran liberal di Negara Negara kaum muslimin? yaitu pemikiran yang mengajak kepada kebebasan yang tidak ada yang mengaturnya kecuali hanya dengan hukum-hukum buatan manusia, kemudian menyamakan kedudukan antara mukmin dan kafir dengan anggapan keberagaman, kemudian menjadikan setiap individu manusia mempunyai kebebasan yang tidak diikat dan tidak tunduk kepada syari’at seperti yang mereka anggap, kemudian melanggar sebagian hukum-hukum syari’at islam yang tidak sesuai dengan pemikiran mereka, seperti hukum hukum yang berkaitan tentang wanita, dan hubungan dengan orang kafir, tentang nahi mungkar, hukum hukum tentang jihad, dan lain sebagainya masih banyak lagi, yang penting hukum-hukum yang bertentangan dengan pemikiran pemikiran liberal mereka, apakah boleh bagi seorang muslim mengatakan, ”saya muslim liberal"? Dan apa nasehat anda untuknya dan yang semisal dengannya?


Jawaban:

Wa ‘alaikum salam wa rahmatullohi wa barakatuh, wa ba’du

Sesungguhnya seorang muslim itu adalah orang yang berserah diri sepenuhnya kepada Alloh dengan tauhid, yang dibuktikan dengan ketaatan, dan berlepas diri dari syirik dan yang semacamnya, maka bagi sesiapa yang menginkan kebebasan yang tidak diatur kecuali oleh hukum hukum buatan manusia, maka ini disebut dengan kedurhakaan dan kesombongan terhadap syari’at Allah subhanahu wa Ta’ala, berarti ia telah menghendaki hukum jahiliyah, dan hukum thogut, maka dia bukan seorang muslim, dan barang siapa yang mengingkari apa apa yang dia ketahui dari ilmu agama yang sebenarnya sudah ia ketahui, seperti perbedaan antara muslim dan kafir, dan menghendaki kebebasan yang tidak mau tunduk dibawah tatanan dan ikatan syari’at islam, dan mengingkari hukum hukum syar’I, seperti hukum-hukum yang berkenaan khusus tentang wanita, amar ma’ruf nahi munkar, dan tentang pensyariatan jihad fie sabilillah, maka orang yang seperti ini berarti telah melakukan sejumlah pembatal dari pembatal pembatal keislaman, kita memohon kepada Alloh kekuatan untuk tidak termasuk dalam golongan mereka. Dan orang yang berkata “saya adalah muslim liberal maka hakekatnya keislaman yang ia miliki telah batal, jikalau liberal yang dimaksudkan adalah seperti itu, maka bagi sang pelaku untuk segera bertaubat kepada Alloh subhanahu wa Ta’ala dari pemikiran pemikiran seperti itu, dan menjadi muslim yang sebenarnya.


Fadhilatusy syaikh: Shalih Bin Fauzan Al – fauzansource:shoutussalam.com
Senin, 20 Februari 2012 0 Komentar

Perintah dan Keutamaan Dzikrullah

Dzikir adalah salah satu ibadah yang paling mudah di amalkan tetapi sering dilupakan,padahal dzikir memiliki keutamaan-keutamaan yang yang sangat besar.Allah Subhanahu wa ta’ala menyebut tentang perintah berdzikir berkali-kali dalam Al qur’an.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Artinya :Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.(Al ahzab:41)



الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ

Artinya : orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring…(Ali imron:191)



وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Artinya : laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.(Al ahzab :35)



Dalam ayat-ayat tersebut Allah ta’ala memerintahkan untuk senantiasa berdzikir dalam keadaan apapun bahkan orang-orang yang berdzikir di janjikan oleh-Nya dengan pahala yang besar.



(عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((سبق المفردون)) قالوا: وما المفردون يا رسول الله؟ قال: ((الذاكرون لله كثيرا والذاكرات))(رواه مسلم

Artinya: “Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda: “Orang-orang yang menyendiri telah mendahului”. Para sahabat bertanya: “Siapakah orang yang menyendiri itu wahai Rasulullah?” Rasulullah saw menjawab: “Laki-laki atau perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah” (HR. Muslim).



(عن أبي موسى الأشعري عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((مثل الذى يذكر ربه والذى لا يذكره, مثل الحي والميت)) (رواه البخارى

Artinya: “Dari Abu Musa al-Asy’ari, Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dengan yang tidak berdzikir, seperti orang yang hidup dengan orang yang sudah mati” (HR. Bukhari).



Masih banyak lagi hadist yang menerangkan tentang perintah dan keutamaan untuk berdzikir.

Keutamaan Dzikrullah

Imam Ibnu qoyyim al jauziyah rahimahullah dalam kitabnya “Al waabilu assoyyib mina-l-kalimi Attoyyib” menyebutkan banyak keutamaan dzikrullah yang bisa menumbuhkan semangat seorang muslim untuk senantiasa mengamalkannya,diantaranya sebagai berikut;

- Berdzikir dapat mengusir,mengekang,dan mengalahkan Syaitan.

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.(Al a’raf:201)



Dalam sebuah hadist yang panjang Allah ta’ala memerintahkan Zakariya bin Yahya lima kalimat untuk diajarkan dan diamalkan oleh Bani Israil,yaitu : Tauhid,Sholat,Shiyam,Shodaqoh,kemudian yang kelima “dan aku memerintahkanmu untuk berdzikir,hal itu di umpamakan seperti seorang lelaki yang menyerang musuh dengan cepat hingga dia mencapai benteng pertahanan musuh maka dia melindungi diri dari mereka.Begitu juga seorang hamba tidaklah melindungi dirinya kecuali dengan dzikrullah…” (Al musnad 4/202)

- Menghadirkan ketenangan dan kebahagiaan di hati.

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Artinya :(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar ra’d:28)



Ibnu taimiyah rh berkata : Dzikir bagi hati adalah ibarat air bagi ikan,maka bagaimanakah keadaan ikan jika dipisahkan dari air.

- Membebaskan diri dari adzab Allah Subhanahu wa ta’ala.

عن معاذ بن جبل قال,قال رسول الله صل الله عليه وسلم:ماعمل ادمي عملا اًنجى له من عذاب الله من ذكر الله تعالى.

Artinya : “dari muadz bin jabal r.a berkata,Rosulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada amal anak Adam yang lebih menyelamatkannya dari azab Allah ta’aala selain dzikrullah.” (Al musnad 5/239)



- Memperbanyak dzikir menjauhkan diri dari kemunafikan.

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا.

Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (An nisa’:142)



Ka’ab berkata : Barang siapa banyak berdzikir dia telah berlepas dari kemunafikan.

Suatu ketika Ali bin Abi Thalib r.a ditanya tentang khowarij apakah mereka termasuk orang-orang munafik ? beliau menjawab: Orang munafik tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit.

Salah satu tanda kemunafikan adalah jarang berdzikir.Oleh karena itu memperbanyak dzikir akan memjauhkan diri dari sifat kemunafikan.

- Dzikir adalah obat penyakit hati

Makhul bin Abdullah r.h berkata : Mengingat Allah Subhanahu wa ta’ala adalah obat,sedangkan mengingat manusia adalah penyakit.

Berdzikir juga dapat menghilangkan kerasnya hati,karena di dalam hati manusia terdapat sesuatu yang keras yang tidak dapat dihilangkan kecuali dengan berrdzikir.suatu hari datang seseorang kepada Hasan Al basri dan berkata: “Wahai abu said aku keluhkan padamu tentang kerasnya hatiku”.abu said menjawab “hilangkanlah dengan berdzikir.”

Dzikir yang paling mulia

Dzikir yang paling mulia bagi seorang hamba adalah dengan membaca Al qur’an.Karena Al qur’an adalah kalamullah yang juga merupakan sebaik-baik perkataan di alam semesta.Al quran juga merupakan kitab yang paling utama yang di wahyukan kepada penutup para Rosul Muhammad shalallahu alaihi wa sallam.Barang siapa yang berkata dengannya maka dia jujur,yang beramal dengannya baginya pahala,yang berhukum dengannya adil,yang menyeru untuk beramal dengannya dia menyeru ke jalan yang lurus “shiratal mustaqim”.

Ya Allah, bantulah kami untuk mengingatiMu, mensyukuriMu dan beribadat kepadaMu dengan baik.Wallahu a’lam.

Source;Shoutussalam.com
0 Komentar

Prof Neurology Austria Rekomendasikan Semua Orang untuk Rutin Berwudhu

Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudhu. Ia mengemukakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan.

Bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia ternyata berada di sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menemukan hikmah dibalik wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. Ia bahkan merekomendasikan agar wudlu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan.

Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.

Ulama Fikih juga menjelaskan hikmah wudlu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudlu, seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.

Ulama tasawuf menjelaskan hikmah wudlu dengan menjelaskan bahwa daerah-daerah yang dibasuh air wudlu memang daerah yang paling sering berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera tersimpul di bagian muka.

Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain. Apa saja yang dimakan dan diminum. Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini? Ke mana saja kaki ini gentayangan setiap hari?
Tegasnya, anggota badan yang dibasuh dalam wudhu ialah daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.
Organ tubuh yang menjadi anggota wudlu disebutkan dalam QS al-Maidah [5]:6, adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki. Dalam hadis riwayat Muslim juga dijelaskan bahwa, air wudlu mampu mengalirkan dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh mata, penciuman, pendengaran, tangan, dan kakinya, sehingga yang bersangkutan bersih dari dosa.

Kalangan ulama melarang mengeringkan air wudlu dengan kain karena dalam redaksi hadis itu dikatakan bahwa proses pembersihan itu sampai tetesan terakhir dari air wudlu itu (ma’a akhir qathr al-ma’).
Wudlu dalam Islam masuk di dalam Bab al-Thaharah (penyucian rohani), seperti halnya tayammum, syarth, dan mandi junub. Tidak disebutkan Bab al-Nadhafah (pembersihan secara fisik). Rasulullah SAW selalu berusaha mempertahankan keabsahan wudlunya.

Yang paling penting dari wudlu ialah kekuatan simboliknya, yakni memberikan rasa percaya diri sebagai orang yang ‘bersih’ dan sewaktu-waktu dapat menjalankan ketaatannya kepada Tuhan, seperti mendirikan shalat, menyentuh atau membaca mushaf Alquran. Wudlu sendiri akan memproteksi diri untuk menghindari apa yang secara spiritual merusak citra wudlu. Dosa dan kemaksiatan berkontradiksi dengan wudlu.
Source:Shoutussalam.com
Sabtu, 18 Februari 2012 0 Komentar

Jangan Marah, Maka Bagimu Surga

Marah adalah satu sifat di antara sifat-sifat yang Allah Subhanahu wa ta’ala anugerahkan kepada manusia. Marah juga merupakan suatu yang manusiawi, semua orang bisa saja marah di manapun dan dalam keadaan apapun. Ada orang yang marah ketika mendapat pelayanan kurang profesional di perkantoran, ada juga yang marah ketika terganggu ketenangannya, bahkan ada juga yang marah hanya karena permasalahan ringan dan sepele. Bagaimanapun marah adalah salah satu tabiat yang tidak bisa di hapuskan dari manusia.

Dalam sebuah hadist dikisahkan suatu hari datang seorang laki-laki meminta nasehat kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka Rasulullah menasehatinya dengan berkata “janganlah kamu marah!”. Nasehat ini beliau ulangi hingga berkali-kali kepada lelaki tersebut.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم أوصني ، قال : لا تغضب فردد مرارا قال : لا تغضب (رواه البخاري)

Dari Abu Hurairah ra bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW; “Berilah aku wasiat?” beliau bersabda: “Janganlah kamu marah.” Laki-laki itu mengulangi kata-katanya, beliau tetap bersabda: “Janganlah kamu marah.” (HR. Bukhari)



Seperti yang telah di ketahui bahwa marah adalah sifat yang tidak bisa dihilangkan dari manusia. Akan tetapi tidaklah ada penyakit melainkan akan ada obatnya, tidak pula ada racun kecuali ada penawarnya. Maka Islam mengajarkan beberapa hal yang seharusnya di lakukan oleh seorang muslim ketika kemarahan menguasai dirinya.



1. (1) Meminta perlindungan kepada Allah dari gangguan setan.

Pada saat marah setan akan membangkitkan seluruh amarah di dalam hati manusia, sehingga tanpa sadar seseorang mengucapkan perkataan-perkataan kotor yang tidak pantas untuk diucapkan. Dalam kondisi lain seseorang yang sedang dalam keadaan marah juga bisa saling membunuh satu sama lain.

وقال صلى الله عليه وسلم : إذا غضب الرجل فقال أعوذ بالله ، سكن غضبه -صحيح الجامع الصغير:695

Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan; 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT, niscaya akan reda kemarahannya."



2. (2) Berwudhu.

قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: إنَّ الغضبَ من الشيطان، وإنَّ الشيطان خُلِقَ من النارِ، وإنما تُطْفَأُ النارُ بالماء، فإذا غَضِبَ أحدُكم، فَلْيَتَوَضأْ -رواه أبو داود

Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,”sesungguhnya marah itu dari setan,dan setan itu diciptakan dari api,sedangkan api dimatikan dengan air,maka apabila salah seorang dari kalian marah,berwudhulah.”(HR.Abu Dawud)



3. (3) Orang yang marah hendaknya diam.

Mayoritas orang akan mengungkapkan kemarahan dengan lisan, pada saat inilah dimungkinkan seorang akan mengucapkan kata-kata kufur, istihza, dan talaq. Na’udzubillah

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إذا غضب أحدكم فليسكت (رواه الإمام أحمد)

Nabi Shalallahu alaihi wa sallam bersabda,”jika seseorang diantara kalian marah,maka hendaknya dia diam.”(HR.Imam Ahmad)



4. (4) Mengingat pahala yang besar bagi siapa yang bisa menahan amarah.

من كظم غيظاً وهو قادر على أن ينفذه ، دعاه الله عز وجل على رؤوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره من الحور العين ماشاء رواه أبو داود 4777 وغيره

"Barang siapa yang dapat menahan amarahnya, sementara ia dapat meluapkannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan segenap mahluk. Setelah itu, Allah menyuruhnya memilih bidadari yang ia kehendaki."(HR.Abu Dawud)

وعن أبي الدرداء رضي الله عنه قال قال رجل لرسول الله صلى الله عليه وسلم دلني على عمل يدخلني الجنة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا تغضب ولك الجنة - رواه الطبراني

Dari Abu darda’ ra berkata, bertanya seorang lelaki kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam;tunjukkan padaku amalan yang menjadikan aku masuk surga ,bersabda Rasulullah;Janganlah kamu marah maka bagimu surga.(HR.Attabrani)



5. (5) Memahami bahwa menahan marah adalah salah satu ciri orang bertaqwa.

…والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين....

" … dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran:134)

Di ayat sebelumnya Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bersegera meminta ampunan dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, surga itu disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Kemudian ciri-ciri orang bertaqwa itu di sebutkan oleh Allah di ayat tersebut.

Inilah beberapa hal yang seharusnya di lakukan oleh seorang muslim ketika amarah menguasai dirinya.



Kapankah marah itu dianjurkan ?

Tidak semua api itu berbahaya dan tidak semua air itu menghanyutkan. Begitu juga tidak semua marah itu dilarang dan harus diredam, karena ada saatnya marah itu dianjurkan bahkan bisa jadi marah itu adalah sebuah keharusan.

kemarahan inilah yang dinamakan dengan marah karena Allah, marah ketika perintah-Nya dilanggar,marah ketika syari’at-Nya dipermainkan, marah ketika saudara seiman dibantai sebagai tumbal kekuasaan. Dalam keadaan inilah seseorang yang tidak menampakan kemarahannya dapat dikategorikan dalam keadaan lemah iman.

Marahlah seperti ini telah di contohkan oleh Nabi Musa alaihissalam ketika mendapati kaumnya membuat patung sapi untuk dijadikan sesembahan selain Allah.

وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَى إِلَى قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفاً قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُونِي مِنْ بَعْدِي أَعَجِلْتُمْ أَمْرَ رَبِّكُمْ وَأَلْقَى الْأَلْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ قَالَ ابْنَ أُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِي وَكَادُوا يَقْتُلُونَنِي فَلا تُشْمِتْ بِيَ الْأَعْدَاءَ وَلا تَجْعَلْنِي مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ



Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim" (al-A'raf: 150)

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kekuatan kepada kaum muslimin untuk dapat mengerjakan segala kebaikan dan meninggalkan semua kemungkaran. Wallahu ta’ala a’lam.
0 Komentar

Luka Suriah Luka Umat Islam Dunia

Suriah kini menjadi salah satu lagi negeri muslimin yang terluka. Negeri yang dahulu termasuk dalam wilayah Syam sebelum dipisahkan menjadi beberapa negara. Negeri yang dahulu pernah merasakan manisnya hidup dibawah naungan syari’at islam. Negeri yang tidak bisa dilupakan semua kisah dan sejarahnya.

Belum berakhir luka kaum muslimin Afghanistan, Kashmir, Cechnya, Palestina, dan semua negeri muslim lainnya. Kini Suriah yang menderita. Anak-anak tak berdosa,para wanita,dan juga orang tua semua menjadi korban kebengisan penguasanya. Ribuan nyawa telah hilang,darah merah segar menjadi pemandangan harian yang tak terhindarkan. Jumlah ini masih akan terus bertambah seiring bertambahnya kekejaman para serdadu suriah. Kapankah semua luka ini akan berakhir?

Hampir satu tahun muslimin suriah berjuang untuk meruntuhkan singgasana Bashar Al-Assad, si penguasa diktator negeri ini dengan berbagai demonstrasi di hampir seluruh penjuru suriah. Perjuangan muslimin suriah yang dikenal dengan Revolusi suriah ini begitu menyita perhatian dunia. Pasalnya rezim Alawite Bashar Assad diktator negeri ini tetap bersikeras mempertahankan kekuasaannya walau berbagai tekanan terus menerus ditujukan padanya. Bahkan tanpa rasa kemanusiaan, serdadu-serdadunya menghabisi para demonstran dengan segala persenjataan mereka.

Rakyat Suriah adalah muslimin yang sedang mendapatkan kedholiman. Dan bukankah perumpamaan seorang Muslim dengan muslim yang lain itu di ibaratkan satu tubuh yang apabila satu bagian dari tubuh itu merasakan sakit maka bagian tubuh yang lain juga akan merasakannya.

عن النعمان بن بشير رضي الله عنه قال{قال رسول الله صلى الله عليه و سلم(مثل المؤمنين في توادهم و تراحمهم و تعاطفهم مثل الجسد؛ إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسّهر والحمّىّّ)-رواه مسلم

Dari Nu’man bin basyir ra berkata; Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Perumpamaan seorang Muslim dengan Muslim lainnya dalam hal cinta kasih dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila (ada) salah satu bagian tubuhnya menderita (sakit), maka (akan dirasakan) oleh seluruh bagian tubuh lainnya dengan panas dan demam. (HR.Muslim)



Dahulu Al-Mu’tashim yang mengirim ribuan pasukan untuk berperang demi menolong seorang wanita yang diganggu kehormatannya, lalu apakah yang sudah kita lakukan kepada saudara muslim kita?

Terlepas dari semua pemikiran konspirasi yang ada tentang masalah Suriah, bukankah yang terbunuh dari mereka adalah kaum muslimin?

Masihkah kita akan menggantungkan nasib saudara seiman kita kepada PBB dan Liga Arab ?

Masihkah kita hanya bersikap masa bodoh tanpa menghiraukan nasib saudara-saudara seiman kita?

Atau memang kita berpikir bahwa diri kita bukanlah bagian dari tubuh saudara-saudara muslim di Suriah sana?

Sungguh menakjubkan perkataan seseorang “Jikalau negara-negara di dunia ini mengadukan permasalahan Suriah kepada PBB dan Liga Arab, maka kami mempunyai Allah Subhanahu wa ta’ala untuk mengadukan permasalahan saudara kami.”

Hanya kepada Allah kita menyembah, hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan, hanya Do’a yang sementara ini bisa kita lakukan.

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menyatukan barisan kaum muslimin di Suriah, menolong para pejuang mereka, meneguhkan hati mereka, mempermudah segala urusan mereka, memberikan kesabaran pada mereka dan seluruh kaum muslimin di penjuru dunia.

Source:Shoutussalam.com
Senin, 06 Februari 2012 0 Komentar

Yahudi ekstrimis menyerang rumah muslim Palestina di Tepi Barat

Yahudi ekstrimis telah menyerang sebuah rumah milik warga muslim Palestina dan merusak sebuah mobil di desa Janiya di Tepi Barat.

Pemilik rumah, Ismail Mazloum, mengatakan sejumlah pemukim ekstrimis Israel telah merusak rumahnya di Janiya, yang terletak di bagian barat kota Ramallah, pada Ahad pagi (5/2/2012).

Para penyerang menulis “slogan rasisme” di dinding yang bertuliskan, “Tunggu kami, kami akan datang kembali,” kata Mazloum.

Selama beberapa bulan terakhir, pemukim ekstrimis di Tepi Barat dan Timur Al-Quds (Yerusalem) telah sering menyerang properti milik muslim Palestina, termasuk peternakan, rumah, mobil dan masjid. Pada banyak kesempatan, serangan Yahudi ekstrimis telah menyebabkan bentrokan dengan warga muslim Palestina.


Pada Kamis (2/2), seorang muslimah (61) terluka parah akibat serangan Yahudi ekstrimis pada mobil yang ia dan keluarganya naiki, ketika sedang melewati pemukiman Yahudi ilegal di Yitzhar.

Pada Januari lalu, Yahudi ekstrimis membakar dua kendaraan pada carwash milik muslim Palestina di desa Sharafat di Timur al-Quds. Para penyerang menyemprotkan kata “balas dendam” di sisi salah satu mobil. Kata “harga” juga disemprotkan di lemari listrik di dekatnya.

Pada pertengahan Desember 2011, para pemukim Yahudi juga membakar sebuah masjid Palestina di desa Tepi Barat.

Para Yahudi ekstrimis jarang dibawa ke pengadilan atas serangan yang mereka lakukan dan hukuman ringan sering dikeluarkan terhadap mereka ketika proses peradilan pidana dilakukan. Sementara, muslim Palestina diserang dan ditangkap meski hanya melewati jalan di pemukiman ilegal mereka (zionis Yahudi).

Itu hanyalah sebagian kecil dari kebrutalan Yahudi ekstrimis terhadap para muslim Palestina yang dilaporkan, hampir setiap hari muslim Palestina harus menghadapi kekerasan dari para pemukim Yahudi ekstrimis yang telah mengklaim kembali tanah Palestina sebagai tanah mereka.

(source:arrahmah.com)
Minggu, 05 Februari 2012 0 Komentar

Toko Daging Halal Tumbuh di Kanada

Outlet daging halal tumbuh dengan pesat di provinsi Nova Scotia, Kanada, di mana mereka bersaing untuk memenuhi kebutuhan sebuah komunitas Muslim yang cukup besar dan karena itu mendapatkan ceruk pasar, bahkan di kalangan non-Muslim.

"Kami menjadi frustrasi dengan kualitas daging halal yang tersedia di sini," kata Khalil Alshanti, pemilik Taiba Halal Grocery pada The Herald Chronicle Kamis, 2 Februari.

"Kami membuka toko sebagai layanan kepada komunitas Muslim dan seiring waktu kami juga melayani beberapa non-Muslim juga."

Taiba Halal Grocery adalah salah satu toko yang dibuka tiga tahun lalu di Hilafax di Nova Scotia untuk menawarkan daging sapi, kambing, domba dan ayam yang disembelih menurut cara agama Islam.



Dijalankan oleh umat Islam untuk umat Islam, toko ini melayani komunitas Muslim yang berkembang di provinsi ini.

Alshanti dan mitra bisnisnya, Ahmad Alhamoui, membeli daging untuk toko kelontong mereka di peternakan di Upper Rawdon dan Bridgewater.

"Kami pergi ke sana dan menyembelih hewan," katanya.

"Hal utama adalah Anda tidak ingin hewan untuk mengalami shock atau trauma sebelum disembelih.

"Binatang tidak akan melihat pisau sebelum disembelih dengan sekali babatan."

Konsep halal, - yang berarti dibolehkan dalam bahasa Arab - secara tradisional telah diterapkan pada makanan. Muslim hanya boleh makan daging dari ternak yang dipotong oleh pisau tajam melalui leher mereka, dan dengan menyebut nama Allah.

Muslim di Nova Scotia sekarang diperkirakan mendekati 20.000, menyusul peningkatan jumlah mahasiswa yang berasal dari Timur Tengah.

Muslim sekitar 1,9 persen dari 32,8 juta penduduk Kanada, dan Islam adalah agama nomer dua setelah Nasrani (Protestan dan Katolik Roma).

Kompetisi

Dengan semakin meningkatnya komunitas Muslim di Nova Scotia, persaingan makanan halal telah berkembang dari waktu ke waktu.

"Keluarga saya hanya makan daging halal dan kita tahu banyak umat Islam di Cape Breton ingin restoran yang melayani daging halal," kata Ray Kassem, yang keluarganya memiliki dan mengoperasikan sebuah restoran Libanon barud i daerah Sydney.

"Kami juga memiliki banyak dukungan dari komunitas non-Muslim lokal yang benar-benar mencintai makanan seperti ini juga."

Saat ini, sjumlah toko bahan makanan daging halal bersaing di wilayah ibukota provinsi.

Mereka termasuk Bailey’s Meat Market di Bedford, House of Halal Groceries di Halifax dan TMid-East Food Centre & Cafe di Halifax utara.

Bisnis halal tumbuh berkembang pasar bahkan berpengaruh untuk peternak non-Muslim .

Mike Oulton belum pernah mendengar tentang daging halal ketika dia mulai berternak di Martock tahun yang lalu.

Tapi sekarang ini, ida merupakan bagian integral dari operasi perternakan dan Mike Oulton Meat Shop.

Salah satu karyawannya, Terry Patterson mengatakan bahwa melayani masyarakat etnis adalah bagian yang sangat kuat dari bisnis dan terus berkembang setiap tahun.

"Ada Muslim yang datang setiap Selasa dan melakukan doa dan menyembelih mereka," katanya.

"Kami memiliki sejumlah Muslim yang datang ke sini untuk mengambil daging dan kami juga melakukan pengiriman ke rumah, restoran dan toko."

[source:muslimdaily.net]
0 Komentar

Definisi Bid'ah

Para ulama telah memberikan beberapa definisi bidah. Definisi-definisi ini walaupun lafadl-lafadlnya berbeda-beda, menambah kesempurnaannya disamping memiliki kandungan makna yang sama. Termasuk definisi yang terpenting adalah,

1.Definisi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiah berkata, "Bidah dalam agama adalah perkara wajib maupun sunnah yang tidak Allah dan rasul-Nya syariatkan. Adapun apa-apa yang Ia perintahkan baik perkara wajib maupun sunnah maka diketahui dengan dalil-dalil syriat, dan ia termasuk perkara agama yang Allah syariatkan meskipun masih diperslisihkan oleh para ulama. Apakah sudah dikierjakan pada jaman nabi ataupun belum dikerjakan."

2. Definisi Imam Syathibi

Beliau berkata, "Satu jalan dalam agama yang diciptakan menyamai syariat serta diniatkan dengan menempuhnya bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah".

3. Definisi Ibnu Rajab

Ibnu Rajab berkata, "Bidah adalah mengada-adakan suatu perkara yang tidak ada asalnya dalam syariat. Adapun yang memiliki bukti dari syariat maka bukan bidah walaupun bisa dikatakan bidah secara bahasa"



4. Definisi Suyuthi

Beliau berkata, "Bidah adalah sebuah ungkapan tentang perbuatan yang menentang syariat dengan suatu perselisihan atau suatu perbuatan yang menyebabkan menambah dan mengurangi ajaran syariat".



Dengan memperhatikan definisi-definisi ini akan nampak tanda-tanda yang mendasar bagi batasan bidah secara syariat yang dapat dimunculkan ke dalam beberapa point di bawah ini :

1. Bahwa bidah adalah mengadakan suatu perkara yang baru dalam agama. Adapun mengadakan suatu perkara yang tidak diniatkan untuk agama tetapi semata diniatkan untuk terealisasinya maslahat duniawi seperti mengadakan perindustrian dan alat-alat sekedar untuk mendapatkan kemaslahatan manusia yang bersifat duniawi tidak dinamakan bidah.

2. Bahwa bidah tidak mempunyai dasar yang ditunjukkan syariat. Adapun apa yang ditunjukkan oleh kaidah-kaidah syariat bukanlah bidah, walupun tidak ditentukan oleh nash secara husus. Misalnya adalah apa yang bisa kita lihat sekarang: orang yang membuat alat-alat perang seperti kapal terbang, roket, tank atau selain itu dari sarana-sarana perang modern yang diniatkan untuk mempersiapkan perang melawan orang-orang kafir dan membela kaum muslimin maka perbuatannya bukanlah bidah. Bersamaan dengan itu syariat tidak memberikan nash tertentu dan Rasulullah tidak mempergunakan senjata itu ketika bertempur melawan orang-orang kafir. Namun demikian pembuatan alat-alat seperti itu masuk ke dalam keumuman firman Allah taala, "Dan persiapkanlah oleh kalian untuk mereka (musuh-musuh) kekuatan yang kamu sanggupi." (Al-Anfal: 60). Demikian pula perbuatan-perbuatan lainnya. Maka setiap apa-apa yang mempunyai asal dalam sariat termasuk bagian dari syariat bukan perkara bidah.

3. Bahwa bidah semuanya tercela.

4. Bahwa bidah dalam agama terkadang menambah dan terkadang mengurangi syariat sebagaimana yang dikatakan oleh Suyuthi di samping dibutuhkan pembatasan yaitu apakah motivasi adanya penambahan itu agama. Adapun bila motivasi penambahan selain agama, bukanlah bidah. Contohnya meninggalkan perkara wajib tanpa udzur, maka perbuatan ini adalah tindakan maksiat bukan bidah. Demikian juga meninggalkan satu amalan sunnah tidak dinamakan bidah. Masalah ini akan diterangkan nanti dengan beberapa contohnya ketika membahas pembagian bidah. Insya’ Allah.

Inilah definisi-definisi terpenting tentang bidah yang mencakup hukum-hukumnya. Telah nampak dari sisi-sisinya batasan bidah dan jelas pula kaidah-kaidahnya yang benar untuk mendefinisikannya. Adapun cakupan setiap definisi itu bagi hukum-hukum bidah maka berbeda-beda.

Menurut anggapan kami, definisi bidah yang paling menyeluruh dengan hukum-hukumnya yang membatasi pengertian bidah secara syari dengan batasan yang rinci adalah definisi Imam Syathibi.

Dengan demikian definisi Imam Syathibilah yang terpilih dari definisi-definisi tersebut di atas karena mencakup batasan-batasan yang menyeluruh yang mengeluarkan apa-apa yang tidak termasuk perkara bidah.

Wallahu Alam.


(Source:www.shoutussalam.com)

Kamis, 02 Februari 2012 0 Komentar

Maukah Aku Tunjukkan Seorang Wanita Penghuni Surga ?

Shoutussalam.com-Dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata, Ibnu Abbas berkata padaku,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”

Aku menjawab, “Ya”

Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’

Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’

Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan. Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.


Sebagaimana perkataan Ibnu Abbas kepada muridnya, Atha bin Abi Rabah, “Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku menjawab, “Ya”
Ibnu Abbas berkata, “Wanita hitam itulah….dst”

Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu? Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga?

Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam?

Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam.

Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada harganya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya.

Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.

Bagaimanakah dengan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya? Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.

Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.

Wahai saudariku, wanita hitam itu menderita penyakit ayan sehingga ia datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meminta beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhannya. Seorang muslim boleh berusaha demi kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Asalkan cara yang dilakukannya tidak melanggar syariat. Salah satunya adalah dengan doa. Baik doa yang dipanjatkan sendiri, maupun meminta didoakan orang shalih yang masih hidup. Dan dalam hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keistimewaan berupa doa-doanya yang dikabulkan oleh Allah.

Wanita itu berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.”

Saudariku, penyakit ayan bukanlah penyakit yang ringan. Terlebih penyakit itu diderita oleh seorang wanita. Betapa besar rasa malu yang sering ditanggung para penderita penyakit ayan karena banyak anggota masyarakat yang masih menganggap penyakit ini sebagai penyakit yang menjijikkan.

Tapi, lihatlah perkataannya. Apakah engkau lihat satu kata saja yang menunjukkan bahwa ia benci terhadap takdir yang menimpanya? Apakah ia mengeluhkan betapa menderitanya ia? Betapa malunya ia karena menderita penyakit ayan? Tidak, bukan itu yang ia keluhkan. Justru ia mengeluhkan auratnya yang tersingkap saat penyakitnya kambuh.

Subhanallah. Ia adalah seorang wanita yang sangat khawatir bila auratnya tersingkap. Ia tahu betul akan kewajiban seorang wanita menutup auratnya dan ia berusaha melaksanakannya meski dalam keadaan sakit. Inilah salah satu ciri wanita shalihah, calon penghuni surga. Yaitu mempunyai sifat malu dan senantiasa berusaha menjaga kehormatannya dengan menutup auratnya. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang di saat sehat pun dengan rela hati membuka auratnya???

Saudariku, dalam hadits di atas terdapat pula dalil atas keutamaan sabar. Dan kesabaran merupakan salah satu sebab seseorang masuk ke dalam surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.” Wanita itu menjawab, “Aku pilih bersabar.”

Wanita itu lebih memilih bersabar walaupun harus menderita penyakit ayan agar bisa menjadi penghuni surga. Salah satu ciri wanita shalihah yang ditunjukkan oleh wanita itu lagi, bersabar menghadapi cobaan dengan kesabaran yang baik.

Saudariku, terkadang seorang hamba tidak mampu mencapai kedudukan kedudukan mulia di sisi Allah dengan seluruh amalan perbuatannya. Maka, Allah akan terus memberikan cobaan kepada hamba tersebut dengan suatu hal yang tidak disukainya. Kemudian Allah Memberi kesabaran kepadanya untuk menghadapi cobaan tersebut. Sehingga, dengan kesabarannya dalam menghadapi cobaan, sang hamba mencapai kedudukan mulia yang sebelumnya ia tidak dapat mencapainya dengan amalannya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika datang suatu kedudukan mulia dari Allah untuk seorang hamba yang mana ia belum mencapainya dengan amalannya, maka Allah akan memberinya musibah pada tubuhnya atau hartanya atau anaknya, lalu Allah akan menyabarkannya hingga mencapai kedudukan mulia yang datang kepadanya.” (HR. Imam Ahmad. Dan hadits ini terdapat dalam silsilah Al-Haadits Ash-shahihah 2599)

Maka, saat cobaan menimpa, berusahalah untuk bersabar. Kita berharap, dengan kesabaran kita dalam menghadapi cobaan Allah akan Mengampuni dosa-dosa kita dan mengangkat kita ke kedudukan mulia di sisi-Nya.

Lalu wanita itu melanjutkan perkataannya, “Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa kepada Allah agar auratnya tidak tersingkap. Wanita itu tetap menderita ayan akan tetapi auratnya tidak tersingkap.

Wahai saudariku, seorang wanita yang ingatannya sedang dalam keadaan tidak sadar, kemudian auratnya tak sengaja terbuka, maka tak ada dosa baginya. Karena hal ini di luar kemampuannya. Akan tetapi, lihatlah wanita tersebut. Bahkan di saat sakitnya, ia ingin auratnya tetap tertutup. Di saat ia sedang tak sadar disebabkan penyakitnya, ia ingin kehormatannya sebagai muslimah tetap terjaga. Bagaimana dengan wanita zaman sekarang yang secara sadar justru membuka auratnya dan sama sekali tak merasa malu bila ada lelaki yang melihatnya? Maka, masihkah tersisa kehormatannya sebagai seorang muslimah?

Saudariku, semoga kita bisa belajar dan mengambil manfaat dari wanita penghuni surga tersebut. Wallahu Ta’ala a’lam.

Marji’:
Syarah Riyadhush Shalihin (terj). Jilid 1. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin. Cetakan ke-3. Penerbit Darul Falah. 2007 M.

{sumber;Shoutussalam.com}
 
;