Rabu, 01 Agustus 2012

Menjawab Adzan dan berdo’a setelahnya

Disunnahkan bagi seorang yang mendengar adzan untuk menjawabnya, yaitu dengan cara mengucapkan kalimat seperti yang diucapkan oleh muadzin. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa sallam.

“Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan muadzin." Sunan at-Tirmidzi  (I/134 no. 208)

Disunnahkan juga untuk mengucapkan kalimat ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah’ ketika menjawab kalimat Hayya 'alash shalaah dan Hayya 'alal falaah.

Dari Umar bin al-Khatab Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda “Jika muadzin mengucapkan ‘Allaahu akbar, Allaahu akbar.’ Maka hendaklah salah seorang di antara kalian mengucapkan ‘Allaahu akbar, Allaahu akbar.’ Kemudian jika muadzin mengucapkan ‘Asyhadu allaa ilaaha illallaah.’ Maka ia mengucapkan ‘Asyhadu allaa ilaaha illallaah.’ Kemudian jika muadzin mengucapkan ‘Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah.’ Maka ia mengucapkan ‘Asyhadu anna Muhammadar Rasulullaah.’ Kemudian jika muadzin mengucapkan ‘Hayya 'alash shalaah.’ Maka ia mengucapkan ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah.’ Kemudian jika muadzin mengucapkan ‘Hayya 'alal falaah.’ Maka ia mengucapkan ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah.’ Kemudian jika muadzin mengucapkan ‘Allaahu akbar, Allaahu akbar.’ Maka ia mengucapkan ‘Allaahu akbar, Allaahu akbar.’ Kemudian jika muadzin mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah.’ Maka ia mengucapkan ‘Laa ilaaha illallaah’ dengan hati yang tulus, maka dia akan masuk Surga." Riwayat muslim (1/288)

 Sedangkan untuk menjawab kalimat “as sholatu khairu mina naum” adalah dengan kalimat “shodaqta wa barirta.” Dan jika muadzin telah selesai mengucapkan adzan disunnahkan untuk berdo’a dengan do’a yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam.

إِذَا سَمِعْتُمُ الْمُؤَذِّنَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ، ثُمَّ صَلُّوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّـى عَلَيَّ صَلَّى اللهُ بِهَا عَلَيْهِ عَشْرًا، ثُمَّ سَلُوْا اللهَ لِيَ الْوَسِيْلَةَ، فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لاَ تَنْبَغِى إِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُوْنَ أَنَا هُوَ، فَمَنْ سَأَلَ اللهَ لِيَ الْوَسِيْلَةَ حَلَّتْ عَلَيْهِ الشَّفَاعَةِ.

"Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah sebagaimana yang ia ucapkan. Kemudian bershalawatlah untukku. Karena barangsiapa yang bershalawat untukku sekali, maka dengannya Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintalah al wasilah kepada Allah untukku. Ia adalah sebuah tempat di Surga yang tak diraih kecuali oleh seorang hamba di antara hamba-hamba Allah. Dan aku berharap ia adalah aku. Barangsiapa memintakan untukku wasilah kepada Allah, maka dia layak mendapat syafa'atku." Shahih Muslim (I/288 no. 384)

مَنْ قَالَ عِنْدَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ: "اَللّهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَـائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا اَلْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ،" حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

“Barangsiapa yang ketika mendengar adzan mengucapkan, ‘Ya Allah, Rabb seruan yang sempurna ini, serta shalat yang didirikan, berikanlah Muhammad wasilah dan keutamaan. Tempatkanlah ia pada kedudukan yang mulia sebagaimana Kau janjikan.” Maka dia layak mendapat syafa'atku pada hari Kiamat.” Shahiih al-Bukhari (II/94 no. 614)

Disunnahkan juga untuk selalu memprbanyak do’a antara adzan dan iqamah, karena do’a pada waktu itu tidak akan tertolak.

اَلدُّعَاءُ لاَيُرَدُّ بَيْنَ اْلأَذَانِ وَاْلإِقَامَةِ.

"Do’a antara adzan dan iqamat tidak ditolak." (HR. An nasa’i)
Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberi kekuatan dan keistiqomahan bagi semua kaum muslimin untuk melaksanakan segala perintahnya.Wallahu A’lam



0 Komentar:

Posting Komentar

 
;